Jakarta (ANTARA) - Latihan gabungan bersama (latgabma) Super Garuda Shield Tahun 2025 yang diprakarsai Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan diikuti 6.501 personel tentara dari dalam dan luar negeri resmi dibuka pada Senin.
Latgabma itu dibuka Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita, mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, bersama Komandan Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat Laksamana Samuel Paparo di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Jakarta.
"Latgabma Super Garuda Shield tahun 2025 bukanlah sekadar latihan militer, latihan ini adalah wadah kepercayaan, jembatan persahabatan, serta mercusuar komitmen bersama kita untuk menjaga perdamaian dan stabilitas," kata Tandyo membacakan amanat Panglima.
Latihan yang dilaksanakan pada 25 Agustus hingga 4 September 2025 ini diikuti 6.501 personel dari 13 negara sahabat.
Indonesia selaku tuan rumah mengirimkan 4.105 personel, sementara Amerika Serikat selaku mitra tuan rumah mengirimkan 1.347 personel.
Sementara itu, Jepang mengirimkan 490 personel, Australia 254 personel, Korea Selatan 100 personel, Belanda 84 personel, Singapura 62 personel, Kanada 35 orang, Prancis 10 personel, Jerman empat personel, Brasil empat personel, Selandia Baru tiga personel, dan Inggris tiga personel.
Baca juga: TNI: Ribuan personel dari 13 negara ikuti Latgabma Super Garuda Shield
Latgabma ini juga diikuti 22 orang pengamat dari 12 negara, yaitu Brasil, Kanada, Prancis, Belanda, Inggris, Jerman, Selandia Baru, Papua Nugini, Kamboja, India, Timor Leste, dan Malaysia.
Super Garuda Shield 2025 mengangkat tema komando gabungan bersama melaksanakan operasi gabungan multinasional di wilayah Jakarta, Lampung, Baturaja, dan Dabo Singkep dalam rangka memelihara perdamaian dan menjaga stabilitas di kawasan.
Menurut Tandyo, Super Garuda Shield tahun ini menjadi tonggak penting dalam melanjutkan keberhasilan latgabma tahun lalu. Latihan kali ini dilaksanakan dengan skala yang lebih luas dan makna yang lebih mendalam.
"Dengan keterlibatan negara-negara sahabat yang mengirimkan personel dan alutsista serta perwira pengamat latihan, ini benar-benar mencerminkan semangat solidaritas, multinasional, dan interoperabilitas," katanya.
Baca juga: AS: Super Garuda Shield tunjukkan kepemimpinan RI di Indo-Pasifik
Adapun latihan diselenggarakan di Seskoal Jakarta, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Bogor, Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan; dan Puslatpur Marinir IX Dabo Singkep, Kepulauan Riau.
Materi latihan meliputi staffex (mengenai prosedur pengambilan keputusan kepemimpinan dan perintah operasi) serta cyberex (mengidentifikasi, mengamankan, dan mempertahankan diri dari ancaman siber).
Kemudian, materi terkait operasi lintas udara, jungle field training exercise (latihan lapangan), pasukan operasi khusus (materi mengenai aktivitas military free fall infiltrasi dan air assault), serta operasi amfibi oleh prajurit marinir.
Selain itu juga materi terkait engineer civil action project atau pembangunan sarana dan prasarana desa serta combine arm life fire exercise (Calfex), yakni materi mengenai latihan tembakan amunisi tajam terintegrasi antarkecabangan.
"Seluruh rangkaian ini tidak hanya ditujukan untuk memperkuat kemampuan militer, tetapi juga untuk membangun rasa saling percaya, persaudaraan, dan solidaritas yang akan terus hidup jauh setelah latihan ini berakhir," ucap Tandyo.
Baca juga: AS siap bawa teknologi militer canggih ke Super Garuda Shield
Baca juga: Mabes TNI pastikan militer Jepang ikut ajang Super Garuda Shield 2025
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.