Kronik Proklamasi: Kisah pada hari-hari yang menentukan (1)

3 weeks ago 10
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia wajib tercatat dengan benar demi memberikan penghormatan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya

Jakarta (ANTARA) - "Upacara itu berlangsung sederhana. Tetapi apa yang kami rasakan kurang dalam kemegahannya, kami penuhi dalam harapan," ujar Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, mengenang momen Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Seolah menggambarkan kesederhanaan itu, dalam biografinya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (Cindy Adams, edisi revisi 2007), Soekarno hanya mendeskripsikan peristiwa dirinya membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hanya dalam satu kalimat.

"Aku berjalan ke pengeras suara hasil curian dari stasiun radio Jepang dan dengan singkat mengucapkan Proklamasi itu," kata Soekarno, yang di kalangan pejuang tanah air dikenal dengan sapaan Bung Karno.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memang cuma terdiri dari dua alinea dan, ketika disampaikan Bung Karno di hadapan rakyat, tertera di secarik kertas.

Akan tetapi, dokumen itulah menjadi alasan keberadaan sebuah negara bernama Republik Indonesia.

Oleh karena itu, semua kisah, sosok, peristiwa yang menyertainya tidak patut dilupakan. Setiap titik perjalanan Proklamasi wajib terpatri dengan tinta emas dalam prasasti memori kolektif bangsa.

Sayangnya, seperti disampaikan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia Mohammad Hatta, tidak jarang sejarah Proklamasi dibumbui dengan cerita-cerita yang dibuat-buat atau disebut Hatta dichtung, alih-alih yang benar atau wahrheit.

Hatta, dalam bukunya Sekitar Proklamasi (1970) menyesalkan banyaknya kisah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang lebih mirip dongeng daripada fakta.

"Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah suatu kejadian besar yang menentukan jalannya sejarah Indonesia. Dan sebagai suatu kejadian yang bersejarah, sudah tentu dia diikuti pula oleh berbagai dongeng dan legenda, yang jika diperhatikan betul satu sama lain ada yang tidak sesuai dan bertentangan," kata Hatta.

Kegelisahan Hatta cukup beralasan mengingat dirinya merupakan salah satu tokoh utama dalam pusaran sejarah Proklamasi.

Bagi Bung Hatta, panggilan akrabnya dalam lingkup pergerakan nasional, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia wajib tercatat dengan benar demi memberikan penghormatan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Baca juga: Suasana di ibu kota pada peringatan ulang tahun proklamasi

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |