Tasikmalaya (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Tasikmalaya bersama kepolisian dan pemerintah daerah terus berupaya mengkampanyekan kepada masyarakat maupun anak-anak agar berani bicara atau melaporkan sebagai bentuk perlawanan segala tindak kekerasan menimpa anak-anak di Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, KPAI, maupun kepolisian gencar sama masyarakat, sehingga tingkat kesadaran masyarakat untuk berani melapor menjadi cukup tinggi," kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto saat acara "Rise and Speak" atau "Berani Bicara dan Berani Melaporkan" kekerasan pada anak di Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan, KPAI Kabupaten Tasikmalaya bersama pemangku kepentingan lainnya terus berupaya mengedukasi dan mendorong masyarakat untuk memiliki keberanian berbicara apabila mendapatkan informasi maupun mengetahui adanya tindak kekerasan di lingkungannya.
Dorongan bagi masyarakat itu, kata dia, salah satunya dengan menggelar kegiatan saat ini bertemakan "Rise and Speak" yang menyampaikan pesan kepada masyarakat maupun pelajar yang hadir untuk berani berbicara dan melaporkan segala tindak kekerasan pada anak.
Baca juga: MPR nilai kesejahteraan keluarga kunci lindungi perempuan dan anak
Ia menjelaskan, masyarakat yang memberikan laporan akan langsung diproses secepatnya, dan dipastikan tidak ada pungutan biaya dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak.
"Setiap kasus anak, maka kami pastikan prosesnya mudah, cepat, dan gratis, di kami, di Polres Tasikmalaya tidak ada istilah yang namanya bahwa lapor itu harus bayar," katanya.
Ia menyampaikan, selama ini terungkapnya kasus kekerasan pada anak di Kabupaten Tasikmalaya karena adanya keberanian masyarakat maupun anak yang menjadi korban berani melaporkannya.
Selama ini, lanjut dia, KPAI Kabupaten Tasikmalaya selalu melakukan pendampingan setiap proses penanganan kasus kekerasan anak sampai dipastikan tuntas proses hukumnya.
Baca juga: Filisida di Bandung, Komnas PA tekankan pentingnya komunikasi pasutri
"Dalam catatan kami, selalu saja 96 persen kasus yang memang kami dampingi ditangani oleh Polres bisa dilaksanakan dengan tuntas," katanya.
Acara tersebut dihadiri ratusan pelajar dari mulai tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat di Kabupaten Tasikmalaya, juga dihadiri Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin, jajaran pejabat Polres Tasikmalaya, dan tokoh masyarakat Tasikmalaya.
Bupati menyampaikan dukungan adanya dorongan untuk masyarakat agar memiliki keberanian untuk berbicara dan melaporkan apabila ada tindakan yang salah, terutama tindakan kekerasan terhadap anak.
"Berani bicara menyampaikan kebenaran itu bukan hanya tugas negara, melainkan juga perintah dari agama," katanya.
Baca juga: Perempuan dan anak korban demo diminta lapor layanan SAPA 129
Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya AKBP Haris Dinzah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak, dan berupaya untuk selalu menciptakan lingkungan ramah anak.
Begitu juga masyarakat, kata dia, harus punya keberanian berbicara untuk melawan segala tindakan kekerasan pada anak untuk menjaga masa depan anak yang lebih baik, dan dipastikan setiap laporan akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
"Untuk acara ini menjadi momentum kesadaran masyarakat untuk menjauhkan kekerasan pada anak," katanya.
Baca juga: Arifah: Pengawasan keluarga penting cegah anak jadi korban kekerasan
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.