KKP harap KIOTEC cetak tenaga kerja terampil sektor kelautan

3 hours ago 1
KIOTEC bukan sekadar fasilitas pelatihan, tetapi juga mencerminkan komitmen berkelanjutan kedua negara dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berharap kehadiran pusat pelatihan Korea-Indonesia Integrated Ocean and Technology Training Center (KIOTEC) kerja sama Indonesia dan Korea, dapat mencetak tenaga kerja terampil di sektor kelautan dan perikanan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) KKP I Nyoman Radiarta mengatakan mengatakan bahwa pentingnya tercipta sumber daya manusia yang terampil agar berkontribusi di sektor kelautan dan perikanan.

"Inisiatif ini (peresmian KIOTEC) akan membantu mencetak tenaga kerja terampil yang memiliki pengetahuan untuk berkontribusi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia," kata Nyoman di sela menghadiri Peresmian KIOTEC Ancol di Jakarta, Senin.

Pusat pelatihan KIOTEC pertama telah didirikan di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ancol, Jakarta Utara. Pusat pelatihan itu memiliki dua ruang pelatihan berkapasitas 20 dan 24 orang, ruang diskusi, serta ruang penyimpanan alat dan server.

Fasilitas itu akan digunakan untuk mendukung penyelenggaraan pelatihan keahlian, kursus eksekutif untuk pembuat kebijakan kelautan, peningkatan kompetensi tenaga pendidik, teknologi karbon biru, serta berbagai isu kelautan lainnya.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator bidang Pangan Dandy Satria Iswara mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang berfokus pada kemandirian pangan berbasis ekonomi biru.

"Kami harap proyek ini dapat mendukung fokus tersebut," kata Dandy.

Pemerintah Indonesia dan Korea, melalui Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), berkomitmen meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang ilmu dan teknologi kelautan.

Salah satu upayanya melalui proyek Official Development Assistance (ODA) berjudul “Establishment of the Integrated Ocean Fisheries Technology Training Center and Enhancing Capacity Building in Indonesia” atau ODA KIOTEC.

Proyek itu telah disahkan melalui penandatanganan Pengaturan Pelaksanaan oleh Kemenko Marves, BPPSDMKP KKP, Ministry of Ocean and Fisheries (MOF) of Republic of Korea, Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), dan MTCRC sejak 12 Juni 2024 di Busan, Korea Selatan.

Proyek yang didanai oleh MOF Korea itu bertujuan untuk mendirikan dan mengoperasikan Pusat Pelatihan serta mengembangkan Program Pengembangan Kapasitas yang sesuai dengan berbagai topik dan target di Indonesia.

Manajer Proyek ODA KIOTEC Park Hansan mengapresiasi berbagai pihak yang telah mendukung pendirian KIOTEC Ancol.

“KIOTEC bukan sekadar fasilitas pelatihan, tetapi juga mencerminkan komitmen berkelanjutan kedua negara dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan," kata Hansan.

Peresmian KIOTEC Ancol dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan Marine Survey Equipment Training (MSET) 2025, program peningkatan kapasitas pertama yang diadakan di fasilitas ini.

MSET 2025 berlangsung pada 24–27 Februari 2025, dengan diikuti oleh 40 mahasiswa penerima manfaat beasiswa S2 ODA KIOTEC yang melanjutkan studinya di ITB, UGM, IPB, Undip, dan Unpatti.

Pelatihan ini membekali peserta dengan teori dan praktik penggunaan Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) dan Conductivity Temperature Depth (CTD) untuk berbagai aplikasi kelautan dan perikanan.

Praktik lapangan dilakukan di perairan Ancol menggunakan kapal ARA 2, hibah dari pemerintah Korea. Pemanfaatan ADCP memungkinkan peserta memahami arus laut yang berperan dalam pergerakan massa air, navigasi maritim, dan transpor sedimen.

Sementara itu, analisis data CTD membantu dalam mempelajari karakteristik air laut seperti suhu, salinitas, dan pH yang memengaruhi ekosistem laut. Pemahaman terhadap kedua instrumen ini penting untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan pemantauan lingkungan.

Metode yang dipelajari dapat diterapkan di berbagai perairan Indonesia untuk mendukung perlindungan ekosistem pesisir dan mitigasi perubahan iklim, yang menjadi salah satu fokus MTCRC.

Dengan diresmikannya KIOTEC Ancol dan dimulainya program pelatihan MET 2025, pusat pelatihan ini diharapkan dapat menjadi wadah pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang ilmu dan teknologi kelautan.

Komitmen kerja sama antara Indonesia dan Korea melalui proyek ODA KIOTEC, bersama peran KIOST dan MTCRC sebagai institusi pelaksana, akan terus mendukung riset, inovasi, dan keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.

Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) adalah pusat penelitian bersama antar pemerintah yang didirikan pada tanggal 14 September 2018.

Hal itu dilakukan melalui Nota Kesepahaman (MoU) dan Implementing Arrangement (IA) antara Kementerian Samudera dan Perikanan (MOF) Republik Korea dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) Republik Indonesia (sebelumnya adalah Kemenko Marves).

Dioperasikan oleh KIOST dan ITB, fungsi utama MTCRC adalah sebagai wadah kerja sama, melakukan penelitian bersama, dan meningkatkan pengembangan kapasitas untuk memperkuat serta mempromosikan kolaborasi praktis dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan antar kedua negara.

Baca juga: Airlangga temui pengusaha Korea bahas penguatan rantai pasok global

Baca juga: Kemendag: Potensi ekspor UMKM didominasi tujuan Singapura dan Korsel

Baca juga: UI dan Seoul National University berkolaborasi perkuat akademik dan riset

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |