Makassar (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Muzani mengapresiasi langkah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terkait kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi hingga 20 persen.
"Penurunan harga pupuk ini kabar menggembirakan, kabar menyenangkan, dan kabar optimisme bagi para petani Indonesia," ujar Muzani, di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu.
Ia menilai, kebijakan yang diumumkan Mentan tersebut menjadi kabar yang menggembirakan bagi para petani, karena ini langkah bersejarah sekaligus menumbuhkan optimisme baru di kalangan petani.
"Petani pasti senang. Ini sesuatu yang sangat menyenangkan bagi mereka. Karena pupuk itu kebutuhan pokok untuk bertani. Ketika harganya turun, beban mereka berkurang dan semangat untuk menanam meningkat," ujarnya mengapresiasi, seusai menyampaikan Kuliah Umum di Kampus Unhas.
Menurut Ahmad Muzani, langkah cepat dan konkret ini menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar hadir di tengah rakyat serta merespons atas sejumlah persoalan petani, apalagi hal ini mendukung program swasembada pangan di Indonesia.
"Saya melihat ini kebijakan yang luar biasa. Pemerintah di bawah Presiden Prabowo dan Menteri Amran benar-benar mendengar suara petani. Pengumuman ini bikin semua petani senang," katanya menambahkan.
Sebelumnya, Mentan Andi Amran Sulaiman mengemukakan, langkah tersebut diambil setelah menerima arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau bagi petani di seluruh tanah air.
“Ini adalah terobosan Bapak Presiden, tonggak sejarah revitalisasi sektor pupuk. Bapak Presiden Prabowo memerintahkan agar pupuk harus sampai ke petani dengan harga terjangkau," ujarnya pula.
"Tidak boleh ada keterlambatan, tidak boleh ada kebocoran. Kami langsung menindaklanjuti dengan langkah konkret, merevitalisasi, memangkas rantai distribusi, dan menurunkan harga 20 persen tanpa menambah subsidi APBN," katanya lagi.
Amran yang juga ditunjuk sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu menegaskan, kebijakan ini bukan hanya soal penurunan harga pupuk, melainkan tentang keberpihakan negara kepada petani.
"Presiden memberi arahan yang sangat tegas, negara harus hadir di sawah, di kebun, di ladang. Petani tidak boleh menjerit karena harga pupuk. Kami di Kementan bersama BUMN pupuk bergerak cepat mengeksekusi perintah itu," ujarnya menambahkan.
Kebijakan penurunan HET Pupuk 20 persen tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/KPTS/SR.310/M/10/2025 dalam hal ini untuk penyesuaian HET Pupuk Urea dari semula Rp2.250 per kilogram menjadi Rp1.800 atau dari Rp112.500 per sak turun Rp90 ribu per sak.
Selanjutnya, HET pupuk NPK dari Rp 2.300 per kilogram menjadi Rp1.840 atau Rp115.000 per sak kemasan 50 kilogram turun menjadi Rp92.000 per sak. HET pupuk NPK khusus tanaman kakao dari Rp165.000 per sak isi 50 kilogram, turun menjadi Rp132.000 per sak.
HET pupuk ZA yang baru dimasukkan golongan pupuk bersubsidi semula Rp1.700 per kilogram, turun menjadi 1.360 per kilogram, atau dari Rp85.000 isi 50 kilogram turun menjadi Rp68.000 per sak. Dan untuk HET pupuk organik dari Rp800 per kilogram menjadi Rp640 per kilogram, atau semula Rp32.000 per sak, isi 40 kilogram turun Rp25.600 per sak.
Baca juga: Mentan pastikan kios yang jual pupuk di atas HET segera ditutup
Baca juga: Pupuk Indonesia siap kawal penyaluran pupuk sesuai HET baru
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































