Banda Aceh (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto meminta masyarakat di Bener Meriah khususnya di kawasan Gunung Bur Ni Telong untuk tetap tenang
"Alhamdulillah, sejak pagi hingga siang hari ini frekuensi gempa mulai menurun dan mereda,” kata Suharyanto saat meninjau posko dan berdialog dengan pengungsi di Posko Pengungsian Unsyiah, Kampung Lampahan, Kabupaten Bener Meriah, Rabu.
Ia menjelaskan, kunjungan tersebut juga bagian memastikan keselamatan sekaligus memberikan ketenangan kepada masyarakat di tengah peningkatan aktivitas Gunung Bur Ni Telong.
Menurut dia, lokasi pengungsian berada dalam zona aman dan apabila status meningkat ke Level IV (Awas), lokasi pengungsian di Unsyiah tetap berada di radius aman, yaitu delapan kilometer.
Baca juga: Kapolda Aceh hibur anak-anak pengungsi gunung api Burni Telong
"Warga tidak perlu cemas maupun berpindah kembali,” katanya.
Suharyanto berharap kondisi alam segera membaik sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali normal. Ia juga mendoakan agar status Gunung Bur Ni Telong dapat segera diturunkan ke Level II (Waspada).
Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tercatat 16 kali kejadian gempa mengguncang wilayah Bener Meriah sejak Selasa malam hingga Rabu pagi.
Ia menambahkan, meski sempat berintensitas tinggi, perkembangan terbaru menunjukkan tren penurunan.
Baca juga: Pemkab Bener Meriah tetapkan lima titik evakuasi warga
Kepala BNPB mengimbau imbauan kepada seluruh pihak menjaga kondusivitas informasi, mengingat beban psikologis masyarakat yang sebelumnya terdampak banjir bandang dan tanah longsor sehingga penyampaian informasi yang benar menjadi sangat penting.
“Saya mohon agar informasi yang disampaikan akurat dan menyejukkan. Jangan menyebarkan hoaks yang dapat memicu kepanikan. Mari bersama-sama menjaga ketenangan warga,” katanya.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi 3 kali Rabu pagi, tinggi letusan capai 900 meter
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































