Kemuliaan seorang guru dalam pandangan Islam

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Dalam Islam, profesi guru memiliki kedudukan yang sangat mulia dan dihormati. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual. Peran mereka sangat penting dalam mencerdaskan umat, sekaligus membimbing mereka menuju kebaikan.

Keutamaan seorang guru dalam pandangan Islam sangatlah besar. Selain memberikan ilmu, guru juga memiliki tanggung jawab dalam membentuk karakter dan moral para murid, yang akan berkontribusi pada kebaikan masyarakat dan umat secara keseluruhan.

Lantas, apa saja keutamaan dan kemuliaan yang dimiliki seorang guru dalam pandangan agama Islam? Simak ulasannya berikut ini.

Keutamaan seorang guru dalam Islam

Islam menempatkan guru pada posisi yang sangat tinggi. Ibnu Mubarak dalam kitab Tahzibil al-Kamal menyatakan bahwa setelah derajat kenabian, tidak ada derajat yang lebih tinggi daripada menyebarkan ilmu. Ilmu dianggap sebagai sumber kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta sarana untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran guru dalam Islam. Guru tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter dan moral umat, yang berdampak langsung pada kesejahteraan dunia dan akhirat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah, para malaikat, penghuni langit dan bumi, hingga semut yang ada di liang-nya dan ikan besar, semuanya bershalawat kepada muallim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR. Tirmidzi). Hadits ini menggambarkan betapa besar penghormatan yang diberikan kepada guru dalam Islam.

Kemuliaan seorang guru dalam perspektif Al Quran dan Hadits

Al Quran juga menempatkan orang yang berilmu pada posisi yang tinggi. Dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang berilmu, termasuk guru, memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda, “Jika seorang insan meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang selalu mendoakan” (HR. Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa ilmu yang diajarkan oleh guru dapat menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun guru tersebut telah meninggal dunia.

Adab dan penghormatan terhadap guru

Islam mengajarkan pentingnya memuliakan dan menghormati guru. Imam az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim menekankan bahwa seorang pelajar tidak akan mendapatkan ilmu dan manfaat ilmu kecuali dengan menghormati ilmu dan orang yang berilmu, memuliakan guru, dan menghormatinya.

Dikatakan, tidak sukses orang yang telah sukses kecuali dengan hormat, dan tidak gagal orang yang gagal kecuali disebabkan tidak hormat. Contoh nyata dari penghormatan terhadap guru dapat dilihat dari kisah seorang ulama besar di Bukhara yang selalu berdiri dan menundukkan kepalanya setiap kali melihat anak gurunya bermain di halaman masjid.

Dapat disimpulkan, dalam Islam guru bukan hanya sekadar profesi, tetapi juga panggilan jiwa yang mulia. Peran mereka sangat penting dalam mencerdaskan umat dan membimbing mereka menuju jalan yang diridhai Allah SWT.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita menghormati dan memuliakan guru sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan mereka dalam menuntun kita menuju ilmu dan kebaikan.​

Baca juga: Wapres tekankan guru perlu ikut belajar AI agar tak tertinggal

Baca juga: Guru Besar UI kaji nasionalisme Islam pada era awal Orde Baru

Baca juga: Kemenag umumkan 70.652 peserta PPG dalam jabatan angkatan 1

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |