Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melakukan sebuah terobosan untuk mengatasi kecepatan internet atau fixed broadband yang relatif lambat.
Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur Digital Kemkomdigi Benny Elian menyatakan bahwa pada saat pandemi COVID-19, PING atau latensi internet bisa mencapai 200 hingga 1.600 milidetik. Hal ini membuat kecepatan koneksi internet sangat lambat.
Kemkomdigi akhirnya membuat terobosan dengan broadband wireless access (BAW) menggunakan pita 1,4 GHz. Broadband wireless access sendiri, merupakan akses komunikasi data, menggunakan spektrum frekuensi radio dengan mengimplementasikan sistem International Mobile Telecommunication (IMT).
"Ini tujuan dari pita 1,4 yang pertama adalah untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband. Jadi fixed broadband itu bukan hanya fiber optic, tapi juga yang penerimanya untuk statis di rumah. Atau kalau misalnya gampangnya pakai modem di rumah," ujar Benny dalam diskusi bertajuk "Lelang Frekuensi untuk Siapa?" di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menkomdigi sebut 79,5 persen masyarakat Indonesia gunakan internet
Dari layanan BAW ini, dapat meningkatkan penetrasi fixed broadband dengan menyediakan kecepatan akses hingga 100 Mbps. Kecepatan yang disediakan ini harapannya bisa bermanfaat bagi masyarakat, serta pelayanan publik seperti sektor pendidikan dan kesehatan dengan optimal.
Benny juga mengatakan, selain dari masalah kualitas kecepatan, harga dari fixed broadband di Indonesia juga masih cenderung mahal. Untuk kecepatan mencapai 100 Mbps bisa mencapai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per bulan.
Salah satu tujuan pita 1,4 GHz untuk BWA, yakni memberikan harga yang lebih terjangkau kepada masyarakat, untuk layanan fixed broadband.
"Kemudian kedua, harganya terjangkau. Jadi bagaimana menyasar masyarakat yang kemampuan ekonominya terbatas, yaitu dengan membayarkan Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per bulan," ucap Benny.
Baca juga: Operator tertarik ikut lelang 1,4 GHz diminta hadirkan internet murah
Harga terjangkau ini menyasar pada masyarakat dengan tingkatan ekonomi kelas menengah ke bawah, khususnya juga pada wilayah yang penetrasi akses internetnya masih terbatas bahkan belum terdampak.
Kemudian tujuan ketiga penggunaan pita 1,4 GHz yakni meningkatkan penggelaran serat optik. Menurut Benny, hal ini yang diharapkan ketika membangun pemancar 1,4 GHz tersebut, fixed wireless akan secara langsung terhubung dengan fiber optiknya.
"Itu sebagai providernya istilahnya. Jadi untuk sementara bisa mengurangi fixed wireless, sambil dengan 5G terus di ekspansi," tutur Benny.
"Nanti ekspansi fibernya punya sampai satu titik di lokasi, di sekitar lokasi rumah itu. Misalnya 200 meter dari ODP (Optical Distribution Point)-nya. Nah, itu kemudian pelanggannya bisa dialihkan ke fiber optik," pungkasnya.
Baca juga: Menkomdigi ajak operator seluler bantu perkuat jaringan internet
Baca juga: Atasi digital gap, Indonesia perkuat infrastruktur dan talenta digital
Pewarta: Fadlan Nuril Fahmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025