Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menggandeng kampus-kampus, seperti Universitas Boyolali, untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam program pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
"Pendidikan adalah alat pembebasan untuk memberdayakan masyarakat miskin, saya berharap Universitas Boyolali bisa menjadi pelopornya," kata Agus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem yang berjumlah 3,1 juta orang menjadi nol persen pada 2026 dan penurunan angka kemiskinan dari 24,06 juta di bawah 5 persen pada 2029. Menurutnya, diperlukan sinergi lintas sektor untuk mewujudkan hal ini, termasuk dari kalangan kampus.
Dia memaparkan tiga hal yang telah dilakukan Kemensos dan kementerian serta lembaga lain dalam upaya pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Pertama, adalah menyusun dan memutakhirkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Baca juga: Mensos: Pemda kuatkan DTSEN guna intervensi kemiskinan secara akurat
"Kita gerakkan 34 ribu pendamping PKH, untuk memastikan kesesuaian data di lapangan," jelasnya.
Langkah kedua, katanya, yakni mengubah konsepsi dari pemberian bantuan pasif ke pemberian bantuan produktif, mengubah prioritas dari perlindungan sosial ke pemberdayaan. Menurutnya, pemberdayaan adalah melalui penciptaan masyarakat yang produktif melalui peningkatan kapasitas agar dapat menjalankan usaha.
"Saya minta dukungannya, kita mau ubah konsepsinya. Kalau sebelumnya kita memprioritaskan kerja di perlindungan sosial, ke depan kita ingin mengubah konsep dari pemberian bantuan pasif, kita ingin bantuan ini menjadi produktif," ujarnya.
Sementara inisiatif ketiga adalah memastikan Program Sekolah Rakyat dapat berjalan dengan baik. Dia menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan Sekolah Rakyat ada di 100 titik pada 2025.
Baca juga: Wamensos: Sekolah Rakyat munculkan kembali harapan masyarakat miskin
"Kita sedang berjalan saat ini sekitar 65 titik, yang sedang direvitalisasi ada sekitar 53 titik," dia menerangkan.
Agus Jabo menambahkan, saat ini Kemensos bersama kementerian dan lembaga lain, termasuk pemerintah daerah, sedang berupaya mewujudkan pembukaan 100 Sekolah Rakyat pada tahun ajaran baru, Juli mendatang.
"Kita sedang asesmen usulan-usulan dari pemda, mereka yang mengusulkan bangunan, kita cek, kita asesmen, apakah tempat yang diusulkan tersebut bisa menjadi tambahan untuk menambah kuota (100 titik)," ujarnya.
Ke depannya, pihaknya akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak termasuk kalangan kampus, terutama yang berada di Jawa Tengah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Baca juga: Sekolah Rakyat, secercah harapan bagi warga Bumi Mandalika
Baca juga: Wamensos sebut kajian penganugerahan gelar Soeharto segera rampung
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025