Kemenperin beri pendampingan IKM kriya dan fesyen perluas skala bisnis

3 hours ago 2
Penelitian menunjukkan bahwa bisnis akan lebih bertahan dan berkembang jika mendapatkan pendampingan dari mentor.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberi pendampingan kepada pengusaha industri kecil menengah (IKM) sektor kriya dan fesyen melalui program Creative Business Incubator (CBI), agar naik kelas ke skala bisnis yang lebih besar dan menaikkan omzet penjualan produk.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita, di Jakarta, Senin, menyatakan lewat program ini pihaknya berupaya mencetak wirausaha baru, khususnya generasi muda di berbagai daerah untuk menjadi pengusaha industri yang adaptif.

"Penelitian menunjukkan bahwa bisnis akan lebih bertahan dan berkembang jika mendapatkan pendampingan dari mentor. Melalui coaching CBI ini, sebanyak 10 IKM terpilih akan didampingi seorang mentor yang akan membantu menjawab permasalahan yang dialami dalam pengembangan bisnisnya sehingga mampu naik kelas," kata Reni.

Adapun peserta terpilih dalam Coaching CBI 2025, yaitu Delova Wardro, Hanabira, CV Amod Bali, Wiras Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB, Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji.

"Harapannya mereka dapat mengikuti jejak sukses para alumni CBI yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan omzet dan naik kelas dari skala mikro ke kecil atau dari skala kecil ke skala menengah," kata Reni.

Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Ciputra, menunjukkan bahwa sebanyak 74,03 persen bisnis akan bertahan dan berkembang setelah didampingi oleh mentor. Pendampingan yang tepat, menurut riset tersebut, dapat mempercepat pertumbuhan, mengurangi risiko kegagalan, dan mendorong terciptanya bisnis yang lebih berkelanjutan.

Oleh sebab itu, menurut dia, kerja sama pendampingan di bidang kewirausahaan ini menjadi program penting demi meningkatkan kemampuan dan daya saing pebisnis. Apalagi, program Coaching CBI telah berhasil membantu para lulusannya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis.

Lebih lanjut, Reni menyampaikan, sinergi dan kolaborasi dalam pendampingan bisnis bagi pelaku industri atau wirausaha muda juga diharapkan dapat memperkuat kontribusi industri manufaktur nasional.

Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia tumbuh sebesar 4,31 persen pada triwulan I tahun 2025. Sementara itu, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB juga mengalami peningkatan, yaitu mencapai 17,50 persen pada periode tersebut.

Laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 menyatakan bahwa rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 21,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand 17,8 persen, Malaysia 13,4 persen dan Vietnam 15,2 persen.

Namun, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa tingginya angka rasio kewirausahaan tidak diikuti dengan nilai tambah dan produktivitas yang tinggi.

"Hal ini menjadi tantangan bagi kita semua, khususnya pemerintah, akademisi dan sektor swasta, untuk bersinergi guna menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih baik agar bisa membawa para wirausaha muda naik kelas, sehingga produk lebih bernilai tambah, omset meningkat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja," ujar Dirjen IKMA itu pula.

Baca juga: Kemenperin dorong IKM kosmetik-obat tradisional punya segmentasi pasar

Baca juga: Kemenperin dorong IKM furnitur perluas pasar ekspor ke Timur Tengah

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |