WIKA sebut progres pembangunan Bendungan Jenelata capai 9,8 persen

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menyampaikan hingga April 2025, progres pembangunan fisik Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mencapai 9,8 persen.

Dalam proses pengerjaan proyek tersebut menggunakan lebih dari 50 persen tenaga kerja masyarakat lokal, sehingga membuka akses lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan kapabilitas sumber daya masyarakat sekitar.

“Proyek tersebut juga turut meningkatkan keterlibatan UMKM terutama dalam mendukung rantai pasok logistik, konsumsi, hingga transportasi pendukung konstruksi,” kata Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito (BW) dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Sebagaimana diketahui, Bendungan Jenelata dirancang untuk memiliki kapasitas tampung mencapai 223,6 juta meter kubik. Salah satu fungsi utamanya adalah mengendalikan banjir tahunan dari Sungai Jenelata yang selama ini kerap meluap di wilayah Gowa dan Makassar.

Melalui bendungan ini debit banjir akan dapat ditekan dari 1.037 m³/detik menjadi 686 m³/detik, dengan daya kendali jangka panjang hingga 50 tahun.

Selain dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, Agung menjelaskan proyek tersebut juga mengusung inovasi metode kerja yakni melalui teknologi Building Information Modeling (BIM) untuk memperkuat efisiensi desain dan koordinasi lintas-disiplin konstruksi.

Baca juga: WIKA Ciptakan Lapangan Kerja dan Berdayakan UMKM Melalui Pembangunan Bendungan Jenelata

Sejalan dengan visi Perseroan untuk terus meningkatkan implementasi prinsip Environmental, Social, Governance (ESG), konstruksi Bendungan Jenelata juga menggunakan panel surya dan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi dan mendukung proses bisnis berkelanjutan.

Tak hanya itu, kehadiran bendungan ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Bendungan Jenelata akan menjadi salah satu sumber irigasi untuk lebih dari 25.000 hektar lahan pertanian di wilayah Bili-Bili, Bissua, dan Kampili.

Didukung dengan pola tanam Padi–Padi–Palawija, indeks pertanaman di wilayah tersebut diproyeksikan akan dapat meningkat hingga 300 persen.

Baca juga: WIKA Gedung Hadirkan NETRO, Rumah Modular Cerdas & Ramah Lingkungan untuk Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat

Total air baku sebesar 6,05 m³/detik juga akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, dan Takalar, termasuk pasokan air untuk industri seperti pabrik gula di Takalar.

Dari sisi energi, Bendungan Jenelata memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air mencapai 7 megawatt (MW). Kawasan sekitar bendungan juga dirancang untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata air dan kuliner yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat sektor pariwisata berbasis komunitas.

“WIKA tidak sekadar hadir sebagai kontraktor, tetapi juga sebagai pionir dalam penerapan ESG di sektor konstruksi. Melalui proyek Bendungan Jenelata, kami meyakini bahwa infrastruktur yang dibangun dengan kesadaran lingkungan, peningkatan ekonomi dan kemanfaatan sosial akan menjadi investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia,” ujar Agung.

Adapun ia menambahkan, pembangunan Bendungan Jenelata menjadi representasi dari kolaborasi pemerintah, investor, BUMN, mitra kerja, dan masyarakat lokal dalam mewujudkan infrastruktur berkelanjutan yang menyatu dengan kebutuhan wilayah serta menjawab tantangan zaman.

"Proyek ini diharapkan menjadi titik tolak menuju Sulawesi Selatan yang tangguh dan mandiri," tambahnya.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |