Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata mengimbau wisatawan yang ingin berlibur selama periode libur Lebaran untuk cermat memilih penginapan, apakah vila atau homestay, untuk menghindari penipuan.
"Kita juga harus respek ya, karena setiap orang sebagai konsumen punya preferensi yang berbeda-beda," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Menanggapi adanya tren wisatawan yang kini lebih gemar memilih vila atau homestay sebagai akomodasi tempat tinggal, Made mengatakan perilaku tersebut merupakan salah satu hal yang wajar karena setiap wisatawan memiliki preferensi dan jumlah dana yang berbeda-beda.
Apapun pilihan mereka, wisatawan perlu lebih cermat memilih tempat tinggal untuk menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan dari oknum tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Menpar sebut pergerakan wisnus saat Lebaran capai 140 juta jiwa
Selain menghindari penipuan, Made menyebut wisatawan perlu memastikan pelayanan yang tersedia sesuai dengan apa yang dijanjikan kedua belah pihak. Pastikan harga yang dicantumkan transparan dan sesuai dengan dana yang dimiliki.
"Jangan lupa, pastikan vila itu atau yang lainnya terdaftar sebagai unit usaha yang legal dan sebagainya. Asal seperti itu tidak apa-apa karena pada akhirnya mereka bayar pajak, itu kan masuknya ke pemerintah juga yang digunakan untuk pembangunan nantinya," ucap Made.
Hal lain yang dia soroti yakni adanya tren yang menunjukkan wisatawan saat ini lebih gemar pergi ke suatu tempat secara bersama-sama karena tidak ingin ketinggalan suatu tren baru (FOMO). Biasanya, perjalanan ditujukan ke tempat yang sedang terkenal saat itu.
"Semuanya punya segmen, jadi, kita mendorong gitu ya dari sini dan yang penting adalah semuanya memberikan sumbangsih atau dampak positif terhadap ekonomi, budaya, dan dia menjaga juga alam dan sebagainya," ujar Made.
Kementerian Pariwisata memperkirakan pergerakan wisatawan nusantara pada musim libur Lebaran tahun ini, yang berlangsung mulai 28 Maret hingga 7 April, mencapai lebih dari 140 juta jiwa.
Menurut Kementerian Perhubungan, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28 Maret dan diprediksi 12,1 juta orang mudik pada tanggal tersebut.
Baca juga: Kemenpar perkuat koordinasi guna tangani potensi banjir selama Lebaran
Baca juga: BNPB tegaskan kawasan wisata harus dipertebal saat libur Lebaran
Baca juga: Psikolog: Manfaatkan libur lebaran untuk beraktivitas bersama keluarga
Baca juga: KLH siapkan edaran tangani sampah selama mudik dan libur Lebaran
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025