Kemenko PMK sebut pentingnya guru miliki kemampuan pedagogi hibrida

14 hours ago 3
Web Warta Live Petang Akurat Online
Menurut saya dalam mempersiapkan anak-anak generasi muda, Milenial, gen-Z ke depan, kita memang harus punya kecakapan dalam teknologi

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyebut pentingnya guru memiliki kemampuan pedagogi hibrida, atau pendekatan pengajaran yang menggabungkan metode pembelajaran tradisional (tatap muka) dengan teknologi digital atau pembelajaran daring.

"Hal-hal yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang ditekuni di sekolah, perlu memanfaatkan informasi yang tersedia banyak di luar, di alam virtual. Itu penting diajarkan oleh guru kepada siswa," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kemenko PMK Ojat Darojat di Antara Heritage Center, Jakarta, Senin.

Ia menegaskan dalam konteks penyiapan untuk menghadapi persaingan di dunia digital bagi sekolah depan, kegiatan pembelajaran tidak cukup hanya dilakukan secara kompetisional dengan cara mengajar di ruang-ruang kelas.

"Menurut saya dalam mempersiapkan anak-anak generasi muda, Milenial, gen-Z ke depan, kita memang harus punya kecakapan dalam teknologi. Nah, literasi teknologi ini terkait dengan bagaimana kemampuan mereka (guru) dalam memanfaatkan teknologi untuk kegiatan pembelajaran," ujar dia.

Menurutnya, untuk menguasai kemampuan pedagogi hibrida yang mengintegrasikan antara pembelajaran secara terbuka dan pembelajaran secara daring, maka guru perlu memperkaya pengetahuan dan teori tentang ilmu tersebut.

Baca juga: ANTARA gelar pelatihan menulis kreatif, perkuat literasi digital siswa

Baca juga: RGBK: Guru BK perlu sisipkan seni pedagogi dalam layanan konseling

Ia menjelaskan sudah banyak teori-teori yang bisa dipelajari, misalnya tentang community of inquiry, interaksi antara tiga elemen utama, yakni pengajar (social presence), siswa (cognitive presence), dan konten (teaching presence).

"Konsep ini dikembangkan untuk mendukung pembelajaran yang mendalam dan efektif, terutama dalam konteks pembelajaran daring atau hibrida. Pembelajaran dalam online itu dibina oleh tiga kompeten utama tersebut," ucapnya.

Ia menegaskan guru harus bisa menerjemahkan tiga kompetensi tersebut dalam kegiatan pembelajaran bagi anak-anak.

"Bagaimana anak-anak yang ketika mereka ada di rumah yang berbeda, di rumahnya masing-masing, atau mereka sedang berkebun misalnya dengan orang tuanya pada hari Sabtu atau Minggu, tetapi ketika guru mengajar secara online, siswa itu merasakan kehadiran guru, ada teaching presence di situ, mereka tetap bisa membangun komunikasi atau interaksi secara virtual," paparnya.

Selain itu, menurutnya, dalam hal social presence, pedagogi hibrida memungkinkan para siswa yang berada di daerah terpencil untuk membangun komunitas sosial dengan teman-temannya yang lain di alam virtual.

Namun, ia menekankan pentingnya guru membekali diri sehingga ketika menerapkan pedagogi hibrida, mereka sudah memahami norma-norma akademik dan kaidah mutu yang harus diikuti.

"Itu sangat penting, jangan sampai nanti dilakukan secara serampangan, sehingga yang terjadi bukan hybrid pedagogy, tetapi yang terjadi adalah pembelajaran darurat, yang mereka lakukan tidak didasari oleh keilmuan yang baik," tuturnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |