Kemenkes perluas layanan skrining terpadu identifikasi dini TBC

1 hour ago 3
...Permasalahan TBC ada pada fase pendeteksian atau skrining

Sidoarjo, Jawa Timur (ANTARA) -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan segera memperluas program layanan skrining terpadu guna mengidentifikasi secara dini penderita tuberkulosis (TBC) demi mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu mengatakan bahwa saat ini program tersebut telah berjalan di delapan puskesmas sebagai proyek percontohan seperti di Bandung, Bogor dan juga Semarang.

"Hingga akhir tahun ini akan diperluas ke 100 puskesmas di delapan provinsi," kata Budi.

Budi menjelaskan bahwa program itu meliputi rontgen dada, layanan pemeriksaan dan uji di laboratorium tradisional atau tidak dilakukan di dekat titik perawatan pasien (non-Point of Care Testing atau non-POCT), serta penyediaan alat Tes Cepat Molekuler (TCM), yang akan segera terlaksana secara nasional pada 2026.

Menurutnya, delapan provinsi yang akan segera menjadi proyek percontohan tersebut adalah Jawa Barat dengan 234.380 kasus Jawa Timur dengan 116.538 kasus, Jawa Tengah dengan 107.488 kasus, Sumatera Utara dengan 74.297 kasus.

Baca juga: Mendagri: Penanganan TBC di Indonesia perlu kolaborasi pusat-daerah

Selain itu DKI Jakarta dengan 70.258 kasus, Banten dengan 50.298 kasus, Sulawesi Selatan dengan 45.472 kasus, serta Nusa Tenggara Timur dengan 17.928 kasus.

Budi menilai pemilihan lokasi program layanan skrining TBC terpadu di lingkup layanan kesehatan terkecil yakni puskesmas tersebut lebih efektif dibandingkan pelaksanaan di rumah sakit umum daerah. Sehingga masyarakat lebih mudah menjangkau layanan guna mendeteksi dini penularan penyakit tersebut.

Menurutnya, penanganan penyakit TBC sendiri merupakan satu dari tiga program percepatan Presiden Prabowo Subianto bidang kesehatan, guna mengantisipasi penyebaran penyakit menular berbahaya yang pada 2025 diprediksi mampu merenggut sekira 125 ribu nyawa.

Ia juga menekankan bahwa penggunaan alat TCM turut mempermudah proses pengambilan sampel pasien menggunakan metode usap atau swab tanpa memerlukan pengambilan sampel dahak dari pasien dengan hasil yang akurat seperti hasil pemeriksaan di laboratorium.

Baca juga: Pemprov Sulsel-Kemenko PMK kampanye TBC untuk capai target 2030

Baca juga: Menko PMK: Stunting dan TBC jadi permasalahan mendasar kesehatan

"Permasalahan TBC ada pada fase pendeteksian atau skrining. Jika dengan alat TCM dan juga program tersebut mampu mendeteksi pasien yang tertular secara dini dan akurat, maka proses penyembuhan pasien akan lebih mudah karena obat TBC juga sudah tersedia," kata Budi.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Fahmi Alfian
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |