Kemenhut: DAS Kuranji di Sumbar alami pelebaran signifikan usai banjir

2 hours ago 2

Padang (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengatakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuranji yang mengaliri Kota Padang dan Solok, Sumatera Barat mengalami pelebaran badan sungai dari sekitar 15 meter menjadi 150 meter setelah banjir bandang dan longsor.

Ditemui di Kota Padang, Sumatera Barat pada Rabu, Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Agam Kuantan Kemenhut Anton Sudarwo menyebut pemantauan sementara memperlihatkan pelebaran badan DAS Kuranji tersebut setelah terjadi banjir dan longsor beberapa waktu lalu.

"Kuranji jenis tanahnya hampir 90 persen jenis kambisol, ada juga regosol sedikit ke arah pantai. Tapi mulai dari tengah sampai hulu itu yang di atas sana, yang banyak hutan, itu kambisol. Tanah kambisol itu masih tanah muda, belum masuk kelas tua jadi masih rentan bergeser istilahnya," jelasnya.

Jenis tanah yang berada di DAS Kuranji dapat menyerap air ketika hujan, tapi ketika terjadi kenaikan debit air secara signifikan maka jenis tersebut berpotensi tidak kuah menahan air dan luruh bersama pohon-pohon besar di sekitarnya.

Baca juga: Kemenhut masih kaji temuan longsor di hulu DAS dekat Padang dan Agam

"Kebetulan kemarin pas dipicu dengan hujan yang ekstrem, sampai 139 milimeter per hari itu…kemudian dilihat dari pola aliran ini menuju ke satu titik ini, makanya yang di Jembatan Gunung Nago itu terbawa hancur jembatannya," kata dia.

Pelebaran badan sungai juga terjadi di sejumlah DAS lain yang mengalami bencana, selain karena jumlah debit air yang luas, pohon-pohon yang terbawa arus air juga mempengaruhi hal tersebut. Pelebaran itu juga akan berdampak terhadap kawasan permukiman dan aktivitas masyarakat lainnya yang meningkatkan risiko ketika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi.

Baca juga: BRIN identifikasi 118 DAS terdampak bencana banjir di Aceh dan Sumut

Baca juga: Kemenhut dalami temuan longsor di hulu DAS dekat Padang dan Agam

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |