Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Aan Suhanan mengatakan kolaborasi lintas sektor dalam program buy the sector (BTS) menjadi salah satu langkah utama untuk mewujudkan integrasi transportasi umum.
"Saya berharap ke depan BUMN, BUMD, pihak swasta dengan efisiensi anggaran yang ada bisa sama-sama kolaborasi di proyek BTS," kata Aan dalam diskusi "Masa Depan Mobilitas Kota: Integrasi Antarmoda Menuju Transportasi Publik yang Ramah dan Terhubung" di Jakarta, Jumat.
"Sehingga, harapan kita ke depan, transportasi umum yang aman, nyaman, selamat dan harganya bisa dijangkau masyarakat. Semoga BTS dan PSO bisa jalan terus, dan pemerintah daerah secara mandiri bisa menjalankan program-program ini agar bermanfaat luas bagi masyarakat," imbuhnya.
Aan mengatakan layanan program BTS pada tahun 2025 ini sudah berjalan di beberapa kota seperti Palembang, Surakarta, Surabaya, Banyumas, dan Balikpapan.
Program BTS adalah inisiatif transportasi dari Kemenhub, yang mana pemerintah membeli layanan transportasi dari operator untuk menyediakan transportasi umum.
Skema ini dirancang untuk meningkatkan transportasi umum di wilayah perkotaan dengan meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
"Program BTS berperan sebagai stimulus pemerintah daerah untuk menata dan mengelola transportasi massal. Kalau bicara di darat masih berbasis pada bus," ujar Aan.
Lebih lanjut, Aan mengatakan, program ini sudah melayani lebih dari 88 juta penumpang dalam periode 2020-2024.
Sementara, pada periode 1 Januari sampai 31 Juli 2025, tercatat sudah ada 3,7 juta masyarakat yang terlayani dari program BTS.
"Berdampak juga ke load factor nasional sebesar 58,35 persen. Manfaatnya luar biasa bagi masyarakat yang daerahnya sudah menerima BTS dan mandiri untuk menjalankan BTS," kata dia.
Ia melanjutkan integrasi transportasi umum di perkotaan kian relevan dengan keadaan dan kebutuhan mobilitas masyarakat saat ini.
Namun, memang masih ada sejumlah tantangan untuk menciptakan integrasi moda transportasi umum yang mulus (seamless) yang membutuhkan kolaborasi semua pemangku kepentingan terkait.
"Ini adalah situasi yang relevan dengan kebutuhan sekarang. Kalau mau melihat kota modern bisa dilihat dari manajemen transportasi dan arus lalu lintasnya. Ini menjadi potret suatu masyarakat. Namun, tantangannya tidak sederhana (dan perlu disinergikan)," ujar Aan.
Baca juga: Bupati Banyumas harapkan Kemenhub perpanjang subsidi bus Trans Banyumas
Baca juga: Menhub apresiasi pemda ambil alih pengelolaan Teman Bus
Baca juga: Kemenhub siapkan Rp177,49 miliar untuk angkutan perkotaan di 2025
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.