Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menegaskan dukungan penuh terhadap investigasi yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) guna mengungkap penyebab jatuhnya helikopter BK117 D3 milik Estindo Air di Kalimantan Selatan.
“Kami mendukung penuh proses investigasi oleh KNKT untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai penyebab insiden ini," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Lukman F. Laisa di Jakarta, Kamis.
Dukungan investigasi itu, menurut Lukman sangat penting agar penyebab insiden dapat terungkap secara menyeluruh dan menjadi pijakan kuat dalam langkah peningkatan standar keselamatan penerbangan nasional, khususnya transportasi udara berbasis helikopter.
"Dan hasilnya akan menjadi masukan penting dalam peningkatan keselamatan penerbangan ke depan,” ujar Lukman.
Selain dukungan investigasi, Kemenhub menegaskan kembali komitmen memperkuat pengawasan serta pelaksanaan regulasi keselamatan penerbangan, terutama terhadap helikopter yang beroperasi di wilayah dengan kondisi geografis sulit dan tantangan alam ekstrem.
“Kami akan terus memperkuat pengawasan sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko dan peningkatan kualitas keselamatan penerbangan di Indonesia," ujarnya.
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa helikopter BK117-D3 (H145) milik PT. Eastindo Air dengan registrasi PK-RGH, yang dinyatakan hilang kontak (lost contact) pada Senin(1/9), sekitar pukul 09.00–10.00 WITA.
Helikopter tersebut telah ditemukan oleh Tim SAR Darat pada Rabu (3/9) sekitar pukul 14.00 WITA. Heli itu jatuh di kawasan hutan Desa Emil Baru, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Lukman menyampaikan duka cita mendalam kepada seluruh keluarga kru dan penumpang yang menjadi korban dalam musibah itu.
"Semoga para almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi cobaan ini," ucap Lukman.
Delapan korban yang telah dikonfirmasi meninggal dunia dalam musibah itu yakni Capt. Haryanto (Pilot in Command) Warga Negara Indonesia; Engineer Hendra (Crew) Warga Negara Indonesia.
Selanjutnya enam orang penumpang yakni Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Iboy Irfan Rosa (Warga Negara Indonesia); dan tiga orang lainnya merupakan Warga Negara Asing (WNA) yakni Mark Werren asal Australia, Santhakumar Prabhakaran asal India, dan Claudinei Pereira Quinto asal Brasil.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.