Kemenhub adakan latihan atasi sabotase pelabuhan dan kapal di Bali

6 hours ago 2

Denpasar (ANTARA) -

Kementerian Perhubungan mengadakan latihan mengatasi gangguan keamanan termasuk sabotase dan serangan siber terhadap fasilitas pelabuhan dan kapal di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali.

“Latihan ini penting dan wajib untuk kesiapsiagaan apabila ada ancaman, kami bisa tahu harus bertindak seperti apa,” kata Kepala Sub Direktorat Pengamanan, Direktorat Pengawasan Laut dan Pelayaran Kementerian Perhubungan Yuserizal di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Kamis.

Ada pun tim yang terlibat dalam simulasi itu yakni Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa selaku koordinator Komite Keamanan Pelabuhan (PSC).

PSC itu meliputi TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan sejumlah instansi lainnya terkait kepelabuhan juga terlibat.

Apabila terdapat ancaman keamanan, ujar dia, maka KSOP berkoordinasi dengan otoritas berwenang di pusat untuk menaikkan level keamanan.

Jika ancaman tersebut terkait bom, maka unsur kepolisian yang akan menanganinya.

Ada pun level keamanan terbagi tiga yakni level satu yakni situasi normal, kemudian level dua jika ada ancaman dan level tiga yakni ancaman sudah terjadi.

“Jadi lebih pada latihan jaring komunikasi. Kalau ada ancaman, ini harus apa, tindakan apa, hubungi ke mana,” ucapnya.

Ia menjelaskan selain melatih kesiapsiagaan personel, koordinasi dan kerja sama, serta identifikasi celah keamanan, latihan itu juga bertujuan memastikan penanganan ancaman dilakukan dengan cepat.

Yuse menambahkan Pelabuhan Benoa di Denpasar, Bali, merupakan salah satu pelabuhan yang menjadi corong Indonesia di mata dunia, bersama dengan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.

Apalagi Bali sebagai daerah pariwisata dunia, kata dia, Pelabuhan Benoa kerap menjadi perhatian beberapa negara termasuk otoritas keamanan dari Amerika Serikat dan Australia.

Selain itu, Pelabuhan Benoa sudah memenuhi standar International Ship and Port Security (ISPS) Code yakni standar atau kriteria penilaian implementasi sistem manajemen pengamanan untuk kapal dan fasilitas pelabuhan.

Dengan mengantongi sertifikat itu, maka Pelabuhan Benoa wajib melakukan simulasi itu minimal 12 bulan sekali atau paling lambat 18 bulan sekali.

Saat ini, Pelabuhan Benoa tidak hanya melayani kargo atau logistik dan penumpang dalam negeri, tapi juga melayani rute internasional oleh kapal pesiar dunia.

Di seluruh Indonesia, kata dia, sudah ada sebanyak 440 pelabuhan umum, utama dan kelas satu yang juga sudah memenuhi kode ISPS tersebut.

Baca juga: Polisi tak bersenjata kawal unjuk rasa FBTPI di Pelabuhan TanjungPriok

Baca juga: Pengamanan Pelabuhan Bakauheni diperketat jelang pelantikan Presiden

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |