Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji memastikan Program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) dapat mengurangi risiko terjadinya kekerasan di daycare atau tempat penitipan anak.
“Program ini bertujuan untuk mendukung orang tua bekerja sambil memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi dan perawatan yang baik. Selain itu, ada upaya untuk mengurangi risiko kekerasan terhadap anak dengan memastikan pengasuh memiliki sertifikasi dan pelatihan yang memadai," ujar dia dalam peresmian Tamasya untuk pegawai Kemendukbangga/BKKBN di Jakarta, Kamis.
Wihaji menjelaskan, Tamasya diluncurkan dalam rangka memenuhi kebutuhan layanan pengasuhan yang terintegrasi serta membantu orang tua yang bekerja untuk tetap produktif.
"Sebelum peluncuran resmi nanti, ini menjadi percontohan dari kementerian kita yang menyiapkan Tamasya untuk anak-anak karyawan ASN maupun non-ASN Kemendukbangga," katanya.
Baca juga: Anak yang dititipkan di Taman Asuh Sayang Anak akan dapat MBG
Wihaji menambahkan, Tamasya hadir sebagai solusi strategis dalam memberikan layanan pengasuhan terintegrasi bagi anak usia dini, khususnya sejak masa 1.000 hari pertama kehidupan hingga usia enam tahun.
Fasilitas ini juga dirancang untuk menjawab kebutuhan akan lingkungan yang aman, akses kesehatan dan gizi, serta stimulasi fisik, mental, sosial, dan emosional yang optimal sekaligus mendukung orang tua yang bekerja agar tetap produktif.
“Kami berharap Tamasya menjadi model bagi instansi lain dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung peran keluarga, serta memberikan manfaat besar bagi keluarga Indonesia dan membangun generasi bangsa yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” tuturnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Kemendukbangga/BKKBN Nopian Andusti menyampaikan bahwa Tamasya merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat layanan pengasuhan anak usia dini secara menyeluruh.
Baca juga: Kemendukbangga: "Tamasya" di industri bantu pekerja lebih produktif
“Tamasya merupakan bentuk komitmen dan kepedulian nyata Kemendukbangga/BKKBN dalam mendukung penguatan layanan pengasuhan anak usia dini yang berkualitas. Selain itu, kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak juga akan dilakukan oleh puskesmas yang terintegrasi, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan anak," paparnya.
Tamasya merupakan salah satu dari lima program quick wins Kemendukbangga/BKKBN dan akan segera diresmikan secara nasional di Kutai Timur, Kalimantan Timur, pada Selasa (27/5) mendatang.
Program ini menjadi bentuk kolaborasi lintas kementerian, yang telah dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) oleh enam kementerian, yakni Kemendukbangga/BKKBN, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Tenaga Kerja.
Tamasya Kemendukbangga/BKKBN mulai beroperasi sejak 9 Mei 2025 dengan kapasitas 18 anak usia 0–5 tahun yang diasuh oleh empat pengasuh terlatih.
Program ini menyediakan empat layanan unggulan, yakni peningkatan kompetensi pengasuh, pemantauan periodik tumbuh kembang anak, peningkatan keterlibatan orang tua dalam pengasuhan, dan layanan rujukan bila diperlukan.
Baca juga: Menteri Kependudukan sebut Tamasya jawab tantangan bonus demografi
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025