Samarinda (ANTARA) - Sekretaris Kemendukbangga/ Sekretaris Utama BKKBN Budi Setiyono mengatakan, program Quick Wins yang terdiri atas lima sasaran, merupakan bagian dari Peta Jalan Pembangunan Kependudukan (PJPK) 2025–2029, sebagai langkah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lima sasaran utama dalam Quick Wins tersebut adalah Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (Sidaya), dan Konsultasi Keluarga Berbasis AI.
"Melalui program Genting misalnya, hal ini digencarkan supaya tidak ada lagi anak Indonesia yang lahir stunting agar SDM mereka unggul, diterima di pasar kerja, bahkan bisa membuka lapangan kerja," kata Budi saat bincang santai dengan anggota Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Provinsi Kaltim di Samarinda, Kamis.
PJPK 2025-2029 ini memiliki 30 indikator yang mencakup pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, kemudian integrasi data kependudukan.
Dalam bincang santai yang didampingi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim Nurizky Permanajati ini, Budi juga mengatakan, transformasi BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) merupakan upaya menjawab tantangan bonus demografi yang fokus pembangunan manusia berbasis kesejahteraan keluarga.
Hal ini penting karena Indonesia emas 2045 akan terwujud jika pembangunan dirancang berdasarkan proyeksi penduduk dan dinamika keluarga secara mikro, menyatukan program dalam satu sistem pembangunan manusia berbasis keluarga, termasuk untuk memberikan layanan lebih dekat.
"PJPK 2025-2029 merupakan desain besar pembangunan kependudukan yang memuat arahan dan kebijakan strategis serta sebagai acuan rencana aksi dalam pencapaian sasaran pembangunan kependudukan di masa datang," ujarnya.
Baca juga: Mendukbangga: Indonesia perlu pendanaan kontrasepsi berkelanjutan
Baca juga: Kemendukbangga fokuskan program tingkatkan kesejahteraan keluarga
Ia melanjutkan, untuk program Tamasya, merupakan salah satu upaya meningkatkan angka partisipasi kerja perempuan usia produktif, yakni si ibu bisa tetap bekerja sambil menitipkan anaknya dengan tenang di Taman Asuh Sayang Anak, karena para pengasuh di Tamasya merupakan pengasuh terlatih dan profesional.
"Begitu pula untuk sasaran Quick Wins lain yang bertujuan untuk meningkatkan SDM, kesejahteraan, hingga kebahagiaan. Program GATI misalnya, hal ini untuk menjawab fenomena fatherless. Tujuannya adalah agar ayah ikut berperan dalam pengasuhan anak, tidak harus ibu yang mengasuh tiap hari," kata Budi.
Baca juga: Kemendukbangga harap Babel hibahkan lahan bagi lansia
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.