Jakarta (ANTARA) - Direktorat Sekolah Menengah Pertama (Direktorat SMP) Kemendikdasmen menyelenggarakan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) sebagai upaya menumbuhkan jiwa kepemimpinan generasi muda yang berkarakter, adaptif, serta mampu menghadapi tantangan era digital.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menerangkan KKP dirancang untuk melatih, mengasah, dan memperkuat kepemimpinan pelajar dengan menekankan pentingnya kepercayaan, integritas, kecakapan digital, serta pembiasaan dari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH).
“Pemimpin itu tidak mungkin lahir secara instan. Mereka ditempa di kawah, dilatih untuk tangguh, tahan banting, dan tidak mudah menyerah,” kata Atip dalam pernyataan di Jakarta pada Rabu.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, peserta didik diharapkan mampu menjadi pemimpin yang menggerakkan, menginspirasi, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat, sekaligus menjadi motor perubahan positif di sekolah maupun lingkungan sekitar.
Baca juga: Kemendikdasmen ingatkan dampak gadget terhadap karakter generasi muda
Ia mengibaratkan kegiatan tersebut sebagai sebuah “kawah”, yakni tempat penggemblengan calon pemimpin masa depan.
Menurutnya, kepemimpinan tidak lahir secara instan, melainkan melalui proses panjang yang penuh tantangan dan pengorbanan.
Karena itu, ia pun menekankan seorang pemimpin harus memiliki mimpi besar.
Dengan mimpi tersebut, kata dia, seorang pemimpin dapat membaca masa depan dan mengarahkan langkah bersama.
Baca juga: Survei: Mayoritas orang tua nilai SPMB mampu dongkrak akses pendidikan
Ia mencontohkan, Presiden Pertama RI, Soekarno, yang sejak awal sudah bermimpi tentang kemerdekaan Indonesia meski banyak pihak meragukannya.
Atip juga mengingatkan bahwa pemimpin tanpa ilmu hanya akan menjadi diktator karena kepemimpinannya digerakkan oleh nafsu semata.
“Ilmu harus lebih besar daripada nafsu. Pemimpin yang tidak berlandaskan ilmu hanya akan membawa kerusakan, sedangkan pemimpin berilmu akan membawa bangsa pada kemajuan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan para peserta KKP bahwa kepemimpinan harus berlandaskan akal sehat yang dianugerahkan Tuhan.
Baca juga: Mendikdasmen kaji Sekolah Terpadu Samarinda jadi percontohan nasional
Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, pelajar Indonesia harus mampu memimpin perubahan dengan akal, bukan sekadar menjadi pengikut.
“AI hanyalah akal buatan, sedangkan akal manusia adalah ciptaan Tuhan yang jauh lebih sempurna. Karena itu, calon pemimpin Indonesia harus memaksimalkan akalnya agar tidak menjadi korban globalisasi,” kata dia.
Ia pun mengajak seluruh peserta untuk menyiapkan diri sebagai pemimpin masa depan yang berani bermimpi, berilmu, dan mampu memberi pengaruh positif bagi orang lain.
Adapun penyelenggaraan KKP mengangkat tema “Handal Literasi Digital Bekal Pemimpin di Era Global” dan berlangsung pada 30 September hingga 1 Oktober 2025 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Baca juga: BGN-Kemendikdasmen dirikan 16 KPPG untuk awasi Program MBG
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.