Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Komisi X DPR RI menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Bahan Penguatan Program Literasi Kebahasaan dan Kesastraan sebagai upaya meningkatkan literasi masyarakat.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikdasmen Imam Budi Utomo menyampaikan literasi kebahasaan dan kesastraan ialah bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis.
“Dengan literasi yang kuat, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Bahasa dan sastra menjadi fondasi penting untuk mewujudkan masyarakat berdaya saing global tanpa kehilangan jati diri,” kata Imam dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Selasa.
Ia menerangkan kegiatan itu bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru serta tenaga kependidikan dalam mengimplementasikan kedaulatan Bahasa Indonesia.
Baca juga: Kemendikdasmen rilis ribuan judul buku terjemahan cerita anak
Selain itu, lanjutnya, kegiatan tersebut juga untuk memperkuat peran guru sebagai agen perubahan dalam penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan.
Melalui diskusi dan paparan materi, pihaknya berharap para peserta mampu menciptakan suasana belajar yang kontekstual dan menarik selaras dengan Peraturan Mendikdasmen Nomor 2 Tahun 2025 yang menekankan pentingnya mutu pendidikan berbasis identitas bangsa.
Imam juga menyampaikan pesan yang menitikberatkan pada gotong royong semua pihak terkait dalam menyukseskan program pembinaan bahasa dan sastra.
Menurutnya, keberhasilan program pembinaan bahasa dan sastra bergantung pada dukungan semua pihak. Pemerintah, legislatif, dan masyarakat, lanjutnya, harus bersinergi dalam menumbuhkan kesadaran pentingnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
“Sinergi inilah yang menjadi kunci terwujudnya masyarakat literat dan berkarakter,” ucap Imam.
Baca juga: Membangun literasi anak dari pojok-pojok sekolah
Pada kesempatan yang sama anggota Komisi X DPR RI Melly Goeslaw menyampaikan Bahasa Indonesia lahir dari semangat persatuan sejak Sumpah Pemuda pada 1928.
“Di era globalisasi ini, kita memang berinteraksi dengan berbagai bahasa asing, tetapi keterbukaan tersebut jangan sampai membuat kita kehilangan jati diri terhadap bahasa sendiri,” kata Melly Goeslaw.
Melly Goeslaw menambahkan beberapa faktor penentu mutu pendidikan adalah guru yang berkualitas, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, sarana dan prasarana yang memadai, serta pelibatan orang tua dan masyarakat.
Pendidikan yang bermutu tidak hanya melahirkan lulusan cerdas secara akademik, kata dia, tetapi juga berkarakter dan berakhlak sehingga mampu menghadapi tantangan zaman.
Melalui kolaborasi dengan mitra strategis, Badan Bahasa Kemendikdasmen optimistis dapat memperluas jangkauan program pembinaan bahasa dan sastra hingga ke seluruh daerah.
Baca juga: Kemendikbudristek diseminasi program prioritas bahasa dan sastra
Baca juga: DPR RI sebut pentingnya kursus kemampuan bahasa bagi anggota dewan
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































