Jakarta (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta kepala daerah di wilayah terdampak banjir untuk terus waspada, menyiagakan alat komunikasi serta memastikan tak ada warga yang berada di dekat lintasan banjir atau daerah aliran sungai (DAS).
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyebut warga dapat menjadi korban manakala mereka berada di titik-titik rawan seperti dekat aliran sungai atau area-area yang perlintasan banjir.
“Kepada daerah-daerah di lintasan sungai untuk waspada, untuk menyiagakan komunikasi, dan untuk memastikan bahwa warga tidak berada di titik-titik yang rawan. Itu yang paling penting, karena korban biasanya timbul, karena mereka berada di titik-titik rawan lintasan banjir,” kata Wamendagri saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/3).
Baca juga: Wamen PU ungkap langkah pembenahan infrastruktur di banjir Jadetabek
Di lokasi yang sama dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut BMKG terus mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk terutama untuk kondisi cuaca yang berpotensi menyebabkan banjir. Dia menyebut BMKG telah menerbitkan peringatan dini itu sejak 27 Februari, yang berlaku sampai dengan 6 Maret 2025.
“(Peringatan dini itu) diulang lagi ya. Terakhir diulang-ulang sampai terakhir hari kemarin (3/3) jam 12 siang. Setiap 3 jam diulang, dan terakhir sekitar jam 10, kami koordinasi langsung dengan Kalaksa (Kepala Pelaksana) BPBD Jawa Barat dan SAR Bandung,” kata Dwikorita
Dia menyebut BMKG, BPBD, kantor SAR di daerah-daerah termasuk dengan badan penanggulangan bencana di Banten, dan BNPB, melaporkan kecamatan-kecamatan yang rawan terdampak bencana banjir manakala turun hujan lebat.
“Potensinya masih. Curah hujan masih cukup tinggi, dikhawatirkan, meskipun tidak selebat kemarin, tetapi lahannya itu sudah rentan, sudah rapuh. Nggak usah hujan deras saja bisa banjir. Jadi, sekarang bagaimana mengurangi intensitas hujannya,” kata Kepala BMKG.
Baca juga: BPBD sebut 117 RT di Jakarta masih terendam banjir hingga Selasa malam
Oleh karena itu, BMKG melakukan modifikasi cuaca di beberapa daerah untuk mengurangi intensitas hujan. Dwikorita menyebut modifikasi cuaca itu berlangsung hingga 8 Februari.
“Upaya itu bukan mencegah hujan. Tidak mungkin. Insyaallah mengurangi intensitas hujan,” kata Dwikorita.
Adapun Kepala BMKG menyebut beberapa daerah masih perlu waspada bahkan siaga, di antaranya mencakup Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung, sebagian Palembang dan beberapa wilayah di Bengkulu.
“Mohon doanya agar semuanya termitigasi dan tidak ada korban jiwa,” kata Dwikorita.
Banjir ketinggian 1–4 meter merendam daerah-daerah pemukiman di beberapa daerah di Bekasi, Jakarta, Tangerang, dan Depok selama 2 hari terakhir. Banjir juga menyebabkan akses lalu lintas terputus karena beberapa jalanan utama terendam air.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Livia Kristianti
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025