Kemenag matangkan persiapan seleksi tilawatil Quran dan hadis

1 week ago 4

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mematangkan persiapan Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional 2025 yang akan digelar di Kendari, 9-19 Oktober 2025.

"Kita ingin memastikan seluruh infrastruktur pendukung sudah maksimal sehingga STQH berlangsung sukses dan lancar," ujar Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi yang dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu.

Kemenag telah menetapkan 1.027 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia sebagai kafilah STQH Nasional. Penetapan ini dilakukan bersama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri untuk memastikan peserta benar-benar mewakili daerah asalnya.

Dari sisi teknis, Kemenag dan Pemprov Sultra menyiapkan layanan kesehatan dan infrastruktur secara menyeluruh. Enam rumah sakit rujukan 24 jam, tim medis, serta ambulans akan siaga di setiap arena.

Dukungan 10 apotek juga dipastikan tersedia. Selain itu, pengamanan massa, pemadam kebakaran, bangunan penunjang, dan jaringan internet telah dipastikan dalam kondisi prima.

Baca juga: Unismuh seleksi mahasiswa untuk tampil pada MTQ Mahasiswa Nasional

Lebih jauh, ia menilai STQH Nasional 2025 akan memberi dampak positif bagi perekonomian Sulawesi Tenggara.

Ribuan peserta, panitia, dan tamu diyakini akan menggerakkan sektor perhotelan, restoran, transportasi, serta meningkatkan penjualan produk lokal.

"Setiap peristiwa keagamaan seperti STQH selalu berdampak positif pada ekonomi daerah, terutama untuk produk-produk lokal. Ini kesempatan terbaik untuk melakukan ekspos hasil pembangunan sekaligus menggerakkan pariwisata dan perdagangan," kata dia.

Menurut dia, Kendari dipilih sebagai tuan rumah bukan hanya karena posisinya strategis di Kawasan Timur Indonesia, tetapi juga sebagai simbol harapan rekonsiliasi sosial.

Dengan dukungan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, STQH 2025 diharapkan menjadi perhelatan keagamaan yang berimbas luas, yakni memperkuat iman, mempererat persatuan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.

"STQH dan MTQ adalah instrumen kebijakan negara. Tidak hanya untuk syiar, tetapi juga sebagai wasilah ukhuwah. Kita berharap STQH menjadi instrumen rekonsiliasi sosial nasional, menghadirkan semangat persatuan dari nilai-nilai Quran," kata Zayadi.

Baca juga: Hafidz Quran asal Kaltim raih juara pada MTQ Internasional di Maroko
Baca juga: Jateng siap jadi tuan rumah MTQ 2026

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |