Meulaboh (ANTARA) - Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) M Arskal Salim mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh Barat, untuk selalu waspada terhadap upaya penyebaran paham radikal dan ekstremisme.
“Bagaimanapun, tidak boleh kita berikan toleransi terhadap radikalisme dan ekstremisme di kalangan ASN, khususnya ASN Kementerian Agama,” kata M Arskal Salim dalam keterangan diterima di Meulaboh, Jumat.
Hal ini ia sampaikan dalam pembinaan ASN dan non-ASN di lingkungan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh yang berlangsung di Aula Pendidikan Terintegrasi di kawasan Alue Peunyareng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.
Baca juga: Kemenag benarkan ada ASN yang ditangkap Densus 88
Arskal menegaskan sejak beberapa tahun terakhir ASN Kemenag telah dibekali pelatihan penguatan moderasi beragama. Namun insiden terbaru di Aceh yang melibatkan seorang ASN meski masih sebatas dugaan dan menunggu proses hukum, menjadi peringatan bahwa potensi penyusupan radikalisme tetap ada.
“Kita tidak menafikan kejadian itu dan kita benar-benar memperhatikannya. Jangan sampai menimbulkan masalah yang besar,” katanya.
Menurut Arskal, selain faktor ideologi, motivasi ekonomi kerap menjadi pintu masuk radikalisme.
Dalam situasi ekonomi sulit, kata dia, iming-iming tertentu dapat mempengaruhi ASN untuk terlibat dalam kegiatan yang berisiko membahayakan ideologi negara.
Baca juga: Sekjen Kemenag doakan pegawainya tak terbukti terlibat terorisme
“Kita juga tidak tahu persisnya, tapi itu kita serahkan kepada aparat penegak hukum untuk menggali apa motif sebenarnya,” ujar Arskal.
Arskal mengimbau seluruh ASN Kemenag untuk lebih peka terhadap ajakan atau pendekatan yang bersifat mencurigakan, terutama yang dilakukan secara tertutup. Sebab, apapun yang sifatnya sembunyi-sembunyi dapat berefek kepada hal yang tidak diharapkan.
“Lakukan tabayun, ajak diskusi, jangan mau terjebak dalam keinginan yang bisa membahayakan diri, keluarga, organisasi, bahkan negara,” ucap Arskal.
Baca juga: Pejabat Kemenag harus sering ke masjid dan mampu berkhutbah
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.