Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Kementerian Energi, Sumber Daya, dan Mineral (ESDM) menegaskan keseriusan Pemerintah dalam percepatan program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkekuatan 100 gigawatt (GW).
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Sabtu menyebutkan program PLTS 100 GW merupakan langkah strategis untuk mengurangi beban subsidi listrik dan bahan bakar minyak (BBM), dengan mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang mahal.
"Pendekatan harus berbasis analisis keekonomian per wilayah, sehingga bisa dihitung secara detail biaya pokok pembangkitan, kebutuhan baterai, dan integrasi dengan sistem yang sudah ada," katanya.
Sementara, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa program PLTS 100 GW harus menjadi terobosan besar bagi transisi energi nasional.
Presiden RI Prabowo Subianto, lanjut dia, telah menekankan agar biaya pembangunan PLTS tidak menambah beban subsidi.
"Karena itu, seluruh Kementerian dan PLN harus bergerak cepat dengan perhitungan yang matang dan satu data," ujar Bahlil.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN dalam menjalankan strategi konversi PLTD menjadi energi terbarukan, termasuk PLTS.
"PLN berkomitmen mendukung transisi ini dengan tetap menjaga keandalan sistem dan keekonomian energi. Kami sedang menyiapkan data terkini yang riil mulai dari konsumsi, kebutuhan, hingga proyeksi tambahan demand," ucap Darmawan.
Baca juga: Purbaya putar otak tekan subsidi listrik tanpa bebani konsumen
Baca juga: Menteri Bahlil datangi perusahaan solar PV untuk realisasi PLTS 100 GW
Baca juga: IESR nilai perlu ada pembebasan bea masuk bahan baku PLTS
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.