Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengonsolidasikan sejumlah perguruan tinggi di Sumatera Barat (Sumbar) untuk bergotong royong menangani bencana alam yang terjadi di wilayah tersebut.
Melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Kemdiktisaintek melaporkan Universitas Andalas (Unand) bergerak menuju Palembayan, Agam, salah satu titik yang paling terdampak, dan menjadi salah satu tim yang paling awal melakukan observasi cepat dan memetakan kebutuhan paling mendesak.
Unand mengerahkan tim medis lengkap, antara lain dokter spesialis ortopedi, Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), penyakit dalam, konsultan, dokter anak, ahli gizi, spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) yang memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak, hingga membawa logistik medis beserta apoteker.
Unand juga menjadikan Posko Tanggap Bencana sebagai pusat koordinasi antara kampus, relawan, dan perguruan tinggi sekitar, demi memastikan alur bantuan lebih terarah.
Sebanyak 497 mahasiswa dikerahkan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebencanaan Hidroklimatologi, untuk bergerak bersama warga setempat mempercepat proses pemulihan pasca-bencana.
Baca juga: Kemdiktisaintek: 28 kampus jadi posko penanganan bencana Sumatera
Kolaborasi antar-kampus juga dilakukan Unand bersama Universitas Padjajaran (Unpad), bersinergi dalam pencarian korban hingga pendampingan psikososial.
Selanjutnya, Universitas Negeri Padang (UNP) mengaktifkan Posko UNP Peduli Bencana yang berfungsi sebagai pusat pengumpulan dan distribusi bantuan ke Agam, Tanjung Raya, Padang, Pesisir Selatan, Solok, dan sejumlah titik lain.
Mahasiswa Teknik Otomotif UNP juga membuka servis motor gratis dalam rangka membantu masyarakat kembali memiliki sarana transportasi yang layak.
Kemudian sebagai kampus vokasi, Politeknik Negeri Padang (PNP) menurunkan operator alat berat dan teknisi terlatih, memastikan percepatan pemulihan infrastruktur.
Adapun Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang memprioritaskan langkah strategis berupa pemetaan kebutuhan pengungsi di Silaing Bawah, Islamic Center, dan Batu Taba. Kebutuhan bayi, tikar, makanan anak, perlengkapan sekolah, alat ibadah, hingga kebutuhan sanitasi dicatat secara detail oleh tim.
Baca juga: Kemdiktisaintek gerakkan perguruan tinggi, pulihkan Sumut dari bencana
Sementara Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatra Barat menggerakkan puluhan hingga ratusan relawan melalui Posko UM Sumbar Peduli untuk melakukan pembersihan, pembukaan akses, pemberian layanan kesehatan gratis dan pemulihan trauma, khususnya di wilayah Pagadih, Sungai Landia, dan Malalak Timur.
Selain itu Universitas Putra Indonesia YPTK bergerak ke titik-titik paling terdampak seperti Gunung Pangilun dan Batu Busuk dengan bantuan sembako, air bersih, peralatan kebersihan, hingga bantuan bayi.
Kemdiktisaintek terus menghimpun pembaruan data harian dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumatra Barat, termasuk kampus-kampus yang saat ini masih dalam proses pelaporan formal.
Terpisah Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menyebutkan pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp75.986.474.452 untuk membantu biaya hidup mahasiswa dan dosen terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.
"Kami juga memberikan bantuan biaya hidup bagi mahasiswa dan dosen terdampak bencana alam dengan total anggaran Rp75.986.474.452," kata Fauzan.
Baca juga: Kemendiktisaintek siapkan Rp75,9 miliar bantu mahasiswa korban bencana
Baca juga: Kemdiktisaintek bebaskan UKT 1–2 semester mahasiswa korban bencana
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































