Bengkulu (ANTARA) - Kanopi Hijau Indonesia berkolaborasi dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu meluncurkan program Sekolah Energi Bersih jilid 3.
"Sekolah Energi Bersih jilid 3 sebagai ruang edukasi dan aksi nyata menuju transisi energi yang terbarukan, adil, dan berkelanjutan dengan melibatkan generasi muda dan komunitas sebagai aktor utamanya," kata Ketua Kanopi Hijau Indonesia (KHI) Ali Akbar di Bengkulu, Minggu.
Ali Akbar mengatakan program Sekolah Energi Bersih (SEB) adalah bentuk nyata perlawanan terhadap proyek energi kotor PLTU batubara dengan mewujudkan transisi energi melalui dukungan masyarakat.
"Krisis iklim yang melanda planet bumi tidak bisa lagi direspons dengan tindakan yang biasa-biasa saja, harus ada aksi revolusioner dari publik, sekolah energi bersih ini salah satu aksi itu,” kata Ali.
Oleh karena itu, sejak 2018 Kanopi Hijau Indonesia berkolaborasi dengan banyak pihak dan menggalang dukungan masyarakat luas untuk mewujudkan transisi energi berbasis komunitas.
Baca juga: Kanopi Hijau ajak warga Bengkulu dukung percepat transisi energi
Sebelumnya program SEB telah berhasil menggalang dukungan publik untuk memasang pembangkit energi terbarukan berupa panel surya di SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu.
"SEB jilid 2 berhasil memasang pembangkit energi terbarukan gabungan dari panel surya dan turbin angin di SMA Sint Carolus Kota Bengkulu," ujarnya.
Peluncuran SEB jilid 3 dengan tema “Daulat Energi bagi Masyarakat Adat”, kata dia, menandai dimulainya tahapan pendidikan publik tentang energi bersih.
"Selain itu, juga penggalangan dukungan publik melalui donasi untuk pengadaan pembangkit listrik energi bersih serta instalasi pembangkit energi bersih di Pusat Studi AMAN Bengkulu," ucapnya.
Anggota Dewan AMAN Deff Tri Hardianto mengatakan komunitas adat menjadi kelompok yang paling rentan terdampak atas krisis iklim yang saat ini melanda bumi.
Baca juga: Listrik tenaga surya dipasang di SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu
Oleh karena itu, AMAN Bengkulu terlibat dalam kolaborasi mewujudkan SEB jilid 3 dengan melibatkan 76 komunitas adat yang ada di Provinsi Bengkulu.
Ia mengatakan pembangkit energi terbarukan yang dipasang Sekretariat AMAN Bengkulu ini akan berfungsi menyediakan listrik bagi pusat pendidikan masyarakat adat di Bengkulu sebagai tempat belajar dan pelestarian adat budaya.
Keberadaan pembangkit itu, kata dia, juga akan mendukung aktivitas 76 komunitas adat dalam pemulihan lingkungan berbasis energi bersih.
Selanjutnya, penerangan yang bersumber dari energi bersih tersebut juga diproyeksikan menjadi laboratorium energi bersih bagi komunitas adat, menjadi contoh dan pusat edukasi transisi energi yang adil berkelanjutan.
Baca juga: Kanopi: Suhu air laut Pantai Teluk Sepang Bengkulu naik akibat PLTU
"Serta menjadi pendukung energi untuk pembelajaran dan dokumentasi adat untuk mendukung produksi konten lokal berbasis masyarakat adat," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025