Jakarta (ANTARA) - Mantan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa Allah SWT akan memberikan petunjuk melalui mimpi atau mubasyirat kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya sehingga siapapun tidak boleh meremehkan hal itu apalagi muncul di akhir zaman.
"Mimpi itu tidak 100 persen benar, tetapi mimpi yang diterima orang saleh dan tidak punya kepentingan untuk dirinya disebut Ruqyah Shodiqoh yang merupakan 1/46 bagian dari kenabian," katanya usai menjadi pembicara pada dialog internasional bertema "Bedah Mubasyirat di Akhir Zaman".
Pada acara yang digelar di Ponpes Luhur Al Tsaqafah, Jakarta, Kamis, Said Aqil menjelaskan mimpi itu ada tiga macam, yaitu mimpi karena bunga tidur, mimpi karena punya keinginan, dan mimpi yang berasal dari Allah SWT yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Menurut Said, saat manusia tertidur maka ruh kecil milik manusia itu akan bersatu dengan ruh universal yang lebih besar sehingga mudah dikendalikan oleh ruh universal yaitu Sang Pencipta.
Ia mengapresiasi Gerakan Akhir Zaman (Gaza) yang menggelar dialog tentang sesuatu yang baru, yaitu soal mubasyirat apalagi terkait dengan akhir zaman.
"Ini pembahasan tingkat tinggi yang tidak bisa dipahami dengan mudah oleh orang awam," katanya.
Hal senada dikatakan pembicara lain yaitu KH Abdul Wahid Maktub atau Gus Wahid, bahwa untuk membahas soal mubasyirat itu perlu cara berfikir dengan level tertinggi karena masuk level prediksi dan mengendalikan masa depan.
"Belajar terbaik soal masa depan itu ada semua di Al Quran," kata Rektor President University Bekasi itu.
Namun mantan Dubes Indonesia di Qatar itu menjelaskan bahwa saat ini dunia memerlukan peradaban baru karena semua pendekatan ilmiah ternyata meleset untuk mengatasi krisis multidimensi yang melanda hampir semua belahan dunia.
"Semua yang lama sudah tak nyambung lagi sehingga perlu ada new vision, gagasan baru. Ijtihadyah yang digagas Kang Diki Candra melalui mubasyirat adalah sebuah inisiatif besar untuk mengatasi distorsi yang melanda dunia," katanya.
Sementara Ketua Majelis Gaza R Diki Candra mengatakan Majelis Gaza sedang mengumpulkan ribuan mimpi mubasyirat dari seluruh dunia yang ternyata setengahnya telah menjadi kenyataan.
"Ketika setengahnya benar maka kita berpikir bisa jadi berikutnya menjadi kenyataan dan ini menjadi informasi intelijen penting bagi pemerintah," katanya.
Ia mengungkapkan, akan ada tim kecil untuk merumuskan analisa dari hasil mubasyirat yang akan menjadi data intelijen penting bagi pemerintah.
"Nanti bersama tokoh yang lain hasil kajian dan analisa ini akan diserahkan kepada pemerintah," katanya.
Sebagian pembicara pada acara itu seperti KH Wahfiudin Sakam, SE, MBA yang merupakan Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi (KPK) MUI, Ustad Dede Hikayat dan moderator yaitu mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah H Imam Addaruqutni, MA berpendapat bahwa perlu dilakukan dialog lanjutan memperkuat khazanah mubasyirat untuk membangun peradaban Islam yang menjadi solusi atas berbagai krisis global.
Baca juga: Said Aqil: Nilai tambah ekosistem halal jadi branding RI di mata dunia
Baca juga: Ketum LPOI nilai sinergi RI-Tiongkok mampu harmonisasikan kehidupan
Pewarta: Budhi Santoso
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025