Jakarta (ANTARA) - Sering kali perempuan terlalu fokus pada rutinitas harian, hingga lupa memperhatikan sinyal-sinyal kecil yang dikirim tubuhnya.
Beberapa keluhan yang tampak sepele seperti keputihan berlebih atau nyeri saat berhubungan bisa jadi merupakan tanda awal dari penyakit serius seperti kanker serviks. Sayangnya, karena gejalanya mirip dengan gangguan reproduksi biasa, banyak yang baru menyadarinya saat kondisinya sudah cukup parah.
Padahal, deteksi dini bisa sangat membantu dalam proses pengobatan dan pemulihan.
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara global kanker serviks merupakan kanker terbanyak keempat yang menyerang perempuan. Pada tahun 2022, diperkirakan ada 660.000 perempuan yang terdiagnosis kanker serviks di seluruh dunia, dengan sekitar 350.000 kasus kematian. Hampir semua kasus kanker serviks (99%) berkaitan dengan infeksi human papillomavirus (HPV).
Di Indonesia, kanker serviks menjadi kanker terbanyak kedua pada perempuan, dengan sekitar 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian setiap tahunnya.
Kanker serviks adalah kanker yang ditemukan di leher rahim dan paling sering terjadi pada perempuan usia 30 hingga 35 tahun. Meski begitu, penyakit ini bisa menyerang pada usia berapa pun. Hampir semua kasus disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV).
Risiko terkena kanker serviks dapat dikurangi dengan rutin melakukan skrining serviks untuk mendeteksi dan menangani perubahan sel sebelum berkembang menjadi kanker.
Kanker serviks biasanya berkembang dengan lambat. Tingkat keparahannya tergantung pada seberapa besar kanker tersebut, apakah sudah menyebar dan kondisi kesehatan umum penderitanya.
Gejala utama kanker serviks
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Perdarahan vagina yang tidak biasa, seperti perdarahan saat atau setelah berhubungan intim, di antara periode menstruasi, setelah menopause atau mengalami menstruasi yang lebih berat dari biasanya.
- Perubahan pada keputihan, baik dalam jumlah, warna, atau aroma.
- Nyeri saat berhubungan intim.
- Nyeri di punggung bagian bawah, panggul, atau perut bagian bawah.
Jika memiliki kondisi lain seperti fibroid atau endometriosis, gejala serupa mungkin sudah sering dirasakan. Namun, penting untuk tetap memperhatikan jika ada perubahan, gejala yang memburuk, atau sensasi yang terasa berbeda dari biasanya.
Kapan harus berkonsultasi ke dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas. Tidak perlu merasa malu, karena dokter atau perawat sudah terbiasa menangani keluhan seperti ini.
Perlu diingat, gejala-gejala tersebut memang umum dan bisa disebabkan oleh berbagai kondisi lain. Namun, pemeriksaan tetap penting untuk memastikan penyebabnya. Semakin cepat kanker serviks ditemukan, semakin besar peluang pengobatan dapat berhasil.
Baca juga: Mengapa vaksin HPV penting untuk perempuan?
Baca juga: HPV tak hanya serang perempuan, lelaki pun berisiko terinfeksi
Baca juga: Kanker serviks bisa dicegah dan disembuhkan
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025