Junas: Empat musim dengan juara berbeda bukti liga makin kompetitif

1 month ago 8

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) Indonesian Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah mengatakan bahwa gelar juara dalam empat musim terakhir direbut oleh tim yang berbeda menjadi bukti bahwa liga semakin kompetitif atau berkualitas.

Menurut dia, tidak ada lagi tim yang mampu mendominasi hingga bermusim-musim, sehingga liga berlangsung tidak monoton dan penuh kejutan.

"Jadi sampai last minute, tidak ada yang bisa menebak siapa yang akan menjadi juara, karena pertandingan berlangsung ketat," kata Junas di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, setiap klub peserta IBL dalam beberapa tahun terakhir sudah melakukan banyak improvisasi guna mengembangkan tim.

Tidak hanya dari hal teknis atau materi pemain, tetapi juga dari sisi ekosistem klub dan pembangunan fan base masing-masing.

Baca juga: Solano sebut Dewa United juara IBL 2025 karena pemain saling dukung

Semua itu, lanjut dia, menunjukkan bahwa liga secara kualitas terus bertumbuh.

"Tren itu sangat bagus untuk perkembangan olahraga bola basket di Indonesia, sehingga harapan untuk maju atau berkembang terus tumbuh dari para pemangku kepentingan (stakeholder)," ujar Dirut IBL sejak 2019 itu.

Sementara itu, IBL 2025 sudah selesai pada Minggu (20/7), dengan gelar juara direbut oleh Dewa United Banten usai mengalahkan Pelita Jaya Jakarta dalam laga final ketiga di GOR Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro.

Sejak musim 2022, liga bola basket kasta tertinggi di Indonesia itu selalu memiliki tim yang berbeda dalam merebut gelar.

Dimulai dari Satria Muda Pertamina Jakarta, Prawira Bandung (saat juara bernama Prawira Harum Bandung), Pelita Jaya Jakarta, hingga terbaru Dewa United Banten.

Baca juga: Arki: Bangga jadi bagian Dewa United yang perdana juara IBL

Baca juga: Kaleb: Sangat berbeda saat juara dengan Dewa United dibanding Aspac

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |