Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Konsultan Respirologi Anak FKUI RSCM dr. Nastiti Kaswandani Sp.A(K) mengatakan tiga tahun terakhir angka kasus TBC meningkat karena penemuan kasusnya yang semakin baik termasuk TBC pada anak.
"Jadi memang setiap tahunnya meningkat, kita juara 2 dari segi jumlah kasus tapi semata-mata peningkatan itu bukan hanya karena jumlah kasus yang meningkat tetapi karena penemuannya yang juga termasuk pada anak," kata Nastiti dalam wawancara bersama ANTARA di Gedung IDAI, Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan jumlah kasus TB secara keseluruhan di Indonesia meningkat sejak berakhirnya pandemi, mulai tahun 2022-2024 karena upaya penemuan kasusnya yang juga lebih baik seiring waktu.
Baca juga: Dukungan masyarakat jadi kunci keberhasilan pencegahan TBC pada anak
Tahun 2024 tercatat hampir 900 ribu kasus dari 1 juta kasus TBC yang ditargetkan oleh WHO, dan dari keseluruhan tersebut 15 persennya adalah kasus tuberkulosis pada anak.
"Upaya-upaya dari Kementerian Kesehatan dan juga semua stakeholder itu menghasilkan jumlah kasus yang semakin banyak untuk penemuan dan semakin banyak yang didiagnosis tentu semakin banyak yang diobati," katanya.
Sementara itu, kasus TBC pada anak juga bisa mengancam jiwa jika tertular pada bayi yang inunitasnya belum terbangun dengan sempurna.
Baca juga: Dokter Spesialis: Pentingnya orang tua paham gejala TB pada anak
Nastiti mengatakan tuberkolosis pada anak memiliki perjalanan penyakit yang panjang mulai dari tertular dari orang dewasa melalui percikan ludah atau batuk, hingga mulai menimbulkan gejala sesuai status pertahanan tubuhnya.
"Ketika anak bayi tertular TBC dari ibunya, dia yang daya tahan tubuhnya itu masih rendah maka ketika tertular TBC itu TBC kumannya bisa menyebar ke seluruh ke seluruh organ organ paru, organ usus, organ hati liver, tulang juga sampai ke selaput otak," kata Nastiti.
TBC yang kritis juga dapat menyebabkan sesak nafas yang disebut TBC milier dan TBC yang mengenai selaput otak yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan benar.
Baca juga: Kiat beri obat TBC pada anak, berikan saat perut kosong
Ciri awal anak yang terkena penyakit tuberkulosis yang bisa menjadi perhatian orang tua adalah anak mengalami demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama sampai dua pekan dan menetap, mengalami penurunan berat badan atau pada bayi berat badan tidak naik dan cenderung turun.
Selain itu ada batuk yang menetap intensitasnya setiap hari, malas bermain, dan utamanya jika pernah berkontak dengan pasien tuberkulosis di sekitarnya.
"Kita harus membawa anak itu (ke dokter) untuk dideteksi apakah memang terkena tuberculosis atau tidak," sarannya.
Baca juga: Temuan kasus TBC anak di Indonesia meningkat sejak tiga tahun terakhir
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025