Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan tantangan besar yang dimiliki Jakarta sebagai kota yang besar adalah tentang disparitas.
"Di Jakarta ini, orang terkaya di Indonesia ada di Jakarta. Dan mungkin juga orang miskin terbanyak," kata JK dalam acara pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI DKI Jakarta periode 2025-2030 di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Ibu Kota bukan hanya menjadi tempat tinggal orang-orang terkaya di Indonesia, tapi juga dihuni warga dengan tingkat ekonomi terendah.
JK menilai kondisi tersebut membuat variasi sosial di Jakarta sangat tajam sehingga diperlukan upaya lebih serius untuk mencegah dampak buruk kesenjangan.
Untuk itu, lanjut JK, PMI juga memiliki peran penting dalam membantu masyarakat, khususnya mereka yang kesulitan.
Baca juga: Ekonomi Jakarta gagal menekan kesenjangan
Mulai dari korban bencana, warga yang membutuhkan donor darah, hingga kelompok miskin di perkotaan.
"PMI harus berjuang. Bukan hanya dalam batas-batas itu, harus bekerja untuk keselamatan dan kebaikan untuk kita," kata
Wakil Presiden ke-10 (2004–2009) dan ke-12 (2014–2019) ini.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga mengatakan bahwa tantangan terbesar Ibu Kota saat ini bukan lagi pembangunan infrastruktur, melainkan persoalan kesenjangan sosial.
Menurutnya, hampir semua indikator pembangunan Jakarta menunjukkan tren baik, kecuali gini ratio atau disparitas.
"Persoalan di Jakarta, hampir semua indikatornya baik, kecuali satu, yaitu disparitas. Gini rasionya naik, dari 0,34, naik sedikit," kata Pramono.
Baca juga: Kesenjangan Hambat Upaya Pencapaian "MDGs" Indonesia
Pramono pun menekankan pihaknya secara bertahap memberi bantuan bagi warga tidak mampu. Salah satunya melalui program KJP, KJMU, hingga pemutihan ijazah.
"Saya sudah minta kepada jajaran, jangan ada pengurangan untuk KJP, KJMU, pemutihan ijazah. Itu semua untuk warga yang memang tidak mampu," kata Pramono.
Menurut Pramono, pembangunan fisik di Jakarta akan berjalan dengan sendirinya. Namun, yang lebih mendesak adalah mengatasi kesenjangan sosial di lapisan masyarakat.
"Problem Jakarta itu bukan Sudirman, Thamrin atau Gatot Subroto. Problem utamanya ada di gang-gang atau di tempat-tempat warga yang tidak beruntung," ujar Pramono.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.