Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menilai pengalaman Jepang dalam menyediakan dan mengelola makanan gratis untuk murid sekolah dapat dibagikan dengan Indonesia.
Dalam arahan pers di Jakarta, Kamis, Masaki mengatakan bahwa Jepang memiliki pengalaman yang sangat panjang, terutama setelah perang karena Jepang memiliki masalah serius seperti stunting dan sebagainya.
“Namun, sekarang situasinya telah berubah. Kami masih melanjutkan sistem makanan sekolah kami karena berbagai alasan, tidak hanya untuk keseimbangan makanan atau kesehatan, tetapi juga untuk mendidik anak-anak tentang pentingnya mengonsumsi gizi yang seimbang,” jelasnya.
Masaki mengatakan bahwa sistem penyediaan makanan di sekolah itu sulit, dan Jepang membutuhkan sistem yang dapat membuat makanan yang benar-benar sehat dan mendistribusikannya ke setiap sekolah.
Baca juga: Kadin perkuat distribusi program MBG lewat peluncuran mobil khusus
Jepang telah mengundang para ahli lembaga gizi dari Indonesia untuk melakukan survei mengenai realitas sistem penyediaan makanan gratis tersebut.
Selain itu, Masaki juga menegaskan bahwa pemerintah dan organisasi Jepang bekerja sama dengan otoritas Indonesia untuk mewujudkan sebagian dari sistem penyediaan makanan gratis ini secara finansial.
“Apa yang sedang kami jajaki adalah, saya pikir pemerintah Anda juga memiliki kebijakan lain untuk mewujudkan pasokan makanan otomatis di Indonesia,” katanya.
Program penyediaan makanan gratis atau Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
Program tersebut merupakan bagian dari upaya nasional untuk mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Baca juga: KLH dorong integrasi edukasi kelola sampah dengan program MBG
Baca juga: BGN sebut MBG dorong siswa fokus belajar
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025