"Jakarta Siaga Stroke" diharapkan turunkan angka stroke

3 days ago 3

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono berharap program "Jakarta Siaga Stroke" yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat menurunkan angka kejadian, kecacatan dan kematian akibat stroke di ibu kota.

"Jakarta menjadi salah satu pionir di Indonesia untuk melaksanakan program siaga stroke. Diharapkan setelah ini, angka stroke kematiannya menjadi menurun, kecacatannya menjadi menurun dan masyarakat di Jakarta menjadi lebih sehat," kata Dante di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.

Jakarta Siaga Stroke memastikan setiap warga memiliki pengetahuan, akses, dan layanan yang memadai untuk menghadapi risiko stroke.

Program itu tidak hanya terletak pada kemampuan sistem kesehatan dalam merespons keadaan darurat, tetapi juga pada kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala awal dan bertindak tepat waktu.

Selain itu, Jakarta Siaga Stroke menekankan pada koordinasi yang cepat antara fasilitas kesehatan, layanan gawat darurat, dan tenaga medis yang terlatih.

Dante pun berharap program tersebut dapat ditiru daerah-daerah lain di Indonesia.

Lebih lanjut, dia juga menuturkan terkait sistem informasi manajemen puskesmas yang terintegrasi, yakni JakSIMPUS.

Sistem yang dikembangkan oleh Pemprov DKI itu diharapkan mampu memperkuat dan mengoptimalkan layanan kesehatan di puskesmas, yang salah satunya berfokus pada penanganan kasus stroke sehingga dapat bergabung dengan platform Satu Sehat.

Baca juga: Pemprov perkuat standar layanan stroke wujudkan "Jakarta Siaga Stroke"

Dengan demikian, sambung Dante, pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien karena laporan masalah kesehatan pada puskesmas cukup dengan satu platform saja, namun bisa mencakup semua.

"Kami mengidentifikasi ada ratusan laporan yang harus diisi petugas kesehatan di puskesmas ini disimplifikasi dengan JakSIMPUS, dan salah satunya ini nanti akan jadi contoh pula untuk daerah-daerah lainnya di Indonesia," terang Dante.

Dia mengingatkan stroke merupakan salah satu penyebab kecacatan dan kematian di dunia. Lebih dari 350 ribu pasien yang meninggal setiap tahun karena stroke.

Prevalensi stroke secara nasional, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yaitu mencapai 8,3 persen.

Berdasarkan data yang sama, di Jakarta, dengan jumlah penduduk lebih dari 11,7 juta jiwa, berdasarkan diagnosis dokter, tercatat jumlah kasus stroke mencapai 24.981 kasus.

Kemudian, angka kecacatan akibat stroke di Jakarta tercatat cukup tinggi, yakni 21,4 persen, dan 2,9 persen di antaranya berakhir dengan kematian.

Oleh karena itu, Dante menekankan perlunya penanganan yang cepat dan tepat terhadap pasien stroke untuk meningkatkan peluang pemulihan yang baik.

"Masa tunggunya (golden periode)-nya hanya 4,5 jam dari mulai gejala sampai ditangani dengan masuknya obat," tegas Dante.

Baca juga: Pramono minta Pasukan Putih bantu penanganan stroke

Baca juga: DKI hadirkan "Jakarta Siaga Stroke" untuk cegah warga kena stroke

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |