Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dalam kondisi aman sembari disiapkan intervensi besar-besaran untuk meredam potensi gejolak harga di tengah meningkatnya permintaan musiman.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat Nining Yuliastiani menegaskan bahwa stok komoditas strategis di pasaran terpantau cukup, meski beberapa jenis pangan tetap berada dalam pengawasan ketat karena secara historis rentan berfluktuasi, seperti bawang merah, cabai, minyak goreng, daging ayam ras, serta telur ayam ras.
"Khusus untuk daging ayam ras dan telur ayam ras, posisi Jawa Barat saat ini surplus. Dalam tata niaga, Jabar bahkan menjadi pemasok bagi provinsi lain seperti Jakarta, meskipun ada juga pasokan silang dari wilayah lain. Yang kami cermati saat ini adalah koordinasi agar kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memanfaatkan komoditas ini secara harian tetap terpenuhi tanpa mengganggu stok pasar," ujar Nining di Bandung, Jumat.
Guna menjaga daya beli masyarakat, Pemprov Jabar menyiapkan tiga intervensi utama, yang pertama, penyaluran beras SPHP bekerja sama dengan Bulog. Beras kualitas medium itu didistribusikan di pasar rakyat, ritel modern, hingga outlet pangan pemerintah dengan harga sesuai HET, yakni Rp62.500 per 5 kilogram.
Kedua, Gerakan Pangan Murah (GPM) digelar masif hingga 300 kali selama Desember yang melibatkan pendanaan berlapis dari APBN, APBD provinsi dan kabupaten/kota, hingga kolaborasi pihak swasta.
"Selain itu, intervensi strategis lainnya adalah Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI). Program ini dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota Jawa Barat dengan memilih kecamatan kriteria daya beli rendah pada minggu ketiga Desember 2025," ujar Nining.
Dalam OPADI, warga mendapatkan paket berisi 3 kilogram beras premium, 1 liter minyak goreng premium, 1 kilogram gula pasir, dan 1 kilogram tepung terigu.
"Harga pasar paket tersebut sekitar Rp96.700, namun disubsidi oleh Pemdaprov Jabar sehingga masyarakat cukup membayar Rp40.000 per paket. Sasaran kami mencapai 100.447 Penerima Manfaat," ujar dia.
Distribusi minyak goreng rakyat Minyakita juga diperkuat lewat BUMN pangan, yakni Bulog dan ID Food, dengan target distribusi minimal 35 persen untuk mempercepat penyaluran ke masyarakat.
Potensi gangguan produksi akibat musim hujan, kata Nining, turut menjadi perhatian dan pihaknya memaksimalkan serapan hasil panen di sentra cabai yang bulan ini diperkirakan menghasilkan 14.496 ton cabai merah dan 6.479 ton cabai rawit merah dari tujuh kabupaten sentra, seperti Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Majalengka, dan Bandung Barat.
"Strateginya adalah mendorong kerja sama antarprodusen di hulu, yakni petani andalan, dengan pelaku usaha di hilir. Selain itu, untuk BBM dan LPG, kami berkolaborasi dengan Pertamina guna memperkuat manajemen stok, terutama di area wisata dan wilayah rawan bencana," kata Nining.
Walau ada kemungkinan gejolak harga, Nining meminta masyarakat tetap tenang menghadapi periode natal dan tahun baru serta tidak melakukan pembelian berlebihan.
"Belanjalah sesuai kebutuhan, tidak perlu menimbun. Pemerintah terus melakukan pengawasan terpadu distribusi baik bersama Ditjen PKTN Kementerian Perdagangan maupun Satgas Pangan Polri untuk memastikan ketersediaan stok. Jadilah konsumen yang kritis, berdaya, dan turut mengawasi transaksi perdagangan," katanya menambahkan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































