ITDC fasilitasi pemasaran produk beras organik Bali

1 month ago 6

Gianyar, Bali (ANTARA) -

BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) memfasilitasi pemasaran produk pertanian salah satunya beras organik dari Desa Kedisan, Kabupaten Gianyar, Bali untuk mendukung geliat ekonomi masyarakat.

“Misalnya dijual di area Bali Collection untuk Sunday Market produk lokal plus kenalkan ke perhotelan,” kata General Manager the Nusa Dua ITDC I Made Agus Dwiatmika di sela penanaman padi organik di Desa Kedisan, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa.

Tak hanya mendorong ekonomi masyarakat perdesaan, lanjut dia, juga sekaligus mendukung ramah lingkungan sesuai tren pariwisata global yang mengedepankan praktik hijau.

Ia mengharapkan petani dapat memasok produk pertanian organik secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan industri pariwisata khususnya akomodasi perhotelan dan restoran.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Petani Kedisan Mandiri, Putu Yoga Wibawa menjelaskan dari sekitar 37 hektare luas pertanian yang dikelola 170 orang petani, sebanyak empat hektare di antaranya saat ini digarap secara organik dan sisanya akan bertahap menuju organik.

Dalam sekali masa panen, kelompoknya memproduksi sekitar 10 ton beras organik dari luas empat hektare tersebut.

Dari hasil panen itu, Yoga menjelaskan sekitar 4-5 ton di antaranya dipasarkan ke konsumen dengan memanfaatkan media sosial, dan sisanya untuk ketahanan pangan masyarakat desa setempat.

Ia pun mengharapkan dukungan semua pihak terkait serapan pasar agar memotivasi petani menggarap lahan sehingga menekan alih fungsi lahan.

“Kami juga ada komunitas pertanian organik lintas kabupaten di Bali yaitu Dwipayana. Harapannya bisa digandeng sama ITDC untuk kami ajak berkembang lebih lanjut sehingga punya harapan pasar yang jelas,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, BUMN bidang pariwisata tersebut juga menyerahkan bantuan dua ekor sapi Bali kepada kelompok tani tersebut.

Keberadaan ternak sapi itu penting untuk mendukung pertanian organik karena urine dan kotoran sapi digunakan sebagai pupuk.

Kemudian pupuk kompos memanfaatkan daun eceng gondok dan sampah perkebunan, sampah dapur dan sampah sisa kegiatan upacara keagamaan.

“Kami sudah mengantongi sertifikat organik dari Pemprov Bali pada 26 April 2022,” ucap Yoga.

Baca juga: Cara petani di Tabanan Bali berhemat air dan bertani organik

Baca juga: Beras organik Banyuwangi tersebar di belasan ribu pasar modern

Baca juga: Biaya bertani murah dan hasil melimpah melalui pola pertanian sirkular

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |