Iran tolak tuduhan tidak berdasar dari GCC dan UE terkait nuklir

2 hours ago 2

Teheran (ANTARA) - Juru bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Esmaeil Baghaei pada Selasa (7/10) menolak "campur tangan dan tuduhan tidak berdasar" yang baru-baru ini dilontarkan oleh Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) dan Uni Eropa (UE) terhadap negaranya, termasuk terkait program nuklir dan aktivitas pertahanan Iran.

Dalam pernyataan yang dirilis oleh Kemenlu Iran, Baghaei dengan tegas mengecam dan menolak "campur tangan yang tidak semestinya" dalam program pertahanan dan nuklir Iran, serta memperingatkan mengenai "intervensi yang bersifat merusak dan memecah belah" dari beberapa negara Eropa terkait urusan kawasan Asia Barat.

Baghaei menyampaikan komentar tersebut sebagai tanggapan atas pernyataan yang dilontarkan pada Senin usai Pertemuan Dewan dan Menteri Gabungan (Joint Council and Ministerial Meeting) ke-29 antara GCC dan UE di Kuwait.

Dalam pernyataan tersebut, para menteri luar negeri (menlu) GCC dan UE menyerukan kepada Iran agar mengupayakan deeskalasi regional, menjamin sifat damai dari program nuklirnya serta menghentikan penyebaran rudal balistik dan kendaraan udara nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) serta teknologi lainnya yang dinilai dapat "mengancam" perdamaian dan keamanan regional maupun internasional.

"Campur tangan yang tidak semestinya dari UE dalam urusan kawasan ini tidak akan memberikan kontribusi apa pun terhadap penyelesaian berbagai perselisihan dan permasalahan regional, melainkan hanya menunjukkan kebijakan-kebijakannya yang bersifat 'munafik dan memecah belah' terhadap Iran dan seluruh kawasan," kata Baghaei.

Selain itu, Baghaei juga menyerukan kepada negara-negara anggota GCC untuk tidak memberikan peluang bagi campur tangan pihak ketiga yang "merusak" di kawasan tersebut, melainkan berfokus pada upaya penguatan rasa saling percaya dan mendorong persahabatan antarnegara regional serta menghadapi Israel yang dia sebut sebagai "ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas" di Asia Barat.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |