Insiden Rip Current: Tragedi belasan pelajar tenggelam di Pantai Drini

4 weeks ago 15

Jakarta (ANTARA) - Baru-baru ini sekelompok wisatawan yang terdiri dari siswa SMPN 7 Mojokerto dilaporkan tenggelam setelah terseret arus di Pantai Drini, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (28/1).

Sebanyak 13 siswa dilaporkan terseret arus laut dalam insiden ini, dengan empat di antaranya kehilangan nyawa akibat terjebak di area arus pecah (Rip Current).

Salah satu ancaman terbesar yang mengintai di pantai adalah Rip Current, yakni arus laut yang sangat kuat dan dapat menyeret perenang ke tengah laut dalam waktu singkat.

Fenomena ini menjadi penyebab utama kecelakaan serta kasus tenggelam yang sering terjadi di berbagai pantai di dunia. Menurut kronologi yang diperoleh, para siswa tersebut bermain air di area arus pecah (Rip current).

"Ketiga belas korban bermain air di Pantai Drini di jalur Rip Current, tepatnya pada jalur kapal, sudah berulang kali petugas mengimbau namun tidak dihiraukan," ujar Baron Surisdiyanto sebagai Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai, dalam keterangannya.

Lalu, apa yang dimaksud dengan istilah "Rip Current" dan apa saja tanda-tandanya? Berikut penjelasannya berdasarkan berbagai sumber yang ada.

Baca juga: Tim gabungan temukan tiga siswa SMP terseret ombak di Pantai Drini Gunungkidul

Mengenal Rip Current

Menurut Pusat Meteorologi Maritim BMKG, RIP Current adalah arus laut yang sangat kuat yang bergerak menjauh dari pantai, yang bisa menarik bahkan perenang yang paling terlatih sekalipun ke tengah laut.

Arus ini terbentuk akibat pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai, menciptakan arus balik dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan arus RIP Current bisa bervariasi tergantung pada kondisi pantai, tinggi gelombang, dan pasang surut air laut.

Kecepatan RIP Current yang sudah terukur dapat mencapai lebih dari 2 meter per detik, menjadikannya sangat berbahaya bagi para pengunjung pantai. Arus kuat ini sulit diprediksi kapan akan muncul, sehingga pengunjung harus selalu waspada.

Salah satu cara untuk mengenali keberadaan RIP Current adalah dengan mengamati adanya buih di zona pecah gelombang. Jika area tersebut tidak berbuih, maka kedalamannya lebih besar dan dapat membentuk RIP Current jika terdapat arus yang cukup kuat.

Meskipun permukaan di area tersebut terlihat lebih tenang, di bawahnya terdapat arus yang dapat menarik ke tengah laut. Demi menghindari kejadian serupa, wisatawan diminta untuk selalu mengikuti petunjuk dari petugas setempat.

Baca juga: Wisatawan hilang di Pantai Carita ditemukan meninggal

Ciri-ciri Rip Current

Meskipun banyak pengunjung pantai yang tidak menyadari adanya zona rip current, ada beberapa ciri yang dapat dikenali untuk mencegahnya, di antaranya:

1. Perbedaan warna air

Area yang termasuk zona rip current biasanya memiliki warna air yang lebih gelap, karena arus kuat menarik pasir dan sedimen dari dasar laut.

2. Permukaan air terlihat lebih tenang

Zona rip current sering menunjukkan permukaan air yang lebih tenang di antara ombak yang pecah. Permukaan yang lebih tenang ini menjadi indikasi adanya jalur arus balik yang kuat, sehingga sebaiknya dihindari.

3. Buih atau kotoran yang bergerak menjauh dari pantai

Tanda lainnya dari zona rip current adalah buih atau material lain yang tampak terseret menjauh ke laut.

Baca juga: Destinasi wisata Bantul dikunjungi 57.365 orang selama libur panjang

Baca juga: Destinasi wisata Bantul dikunjungi 2,3 juta wisatawan selama 2024

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |