Tangerang (ANTARA) - PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) selaku pengelola utama bandara di Indonesia menyatakan kesiapan dalam memenuhi persyaratan dokumen, infrastruktur, dan fasilitas dalam penetapan 36 bandara menjadi klas internasional.
"Kami dari Angkasa Pura Indonesia tentu harus siap apapun yang dimintakan atau diamanahkan dari regulator. Tentu persiapan-persiapan telah kami lakukan," kata Direktur Utama InJourney Airports Mohammad R. Pahlevi di Tangerang, Selasa.
Ia mengatakan, dengan adanya penetapan 36 bandara internasional menjadi langkah strategis yang tidak hanya memperkuat ekosistem penerbangan, namun juga bisa mendongkrak daya tarik wisatawan tingkat regional dan global.
"Tentu ini juga berkaitan dengan bagaimana kita bisa memberikan layanan kepada wisatawan baik lokal maupun mancanegara," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Kepri upayakan penerbangan reguler internasional Bandara RHF
Penetapan status bandara internasional untuk 36 bandara di Indonesia yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2025 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional.
Adapun untuk peraturan status ini, telah berlaku pada 8 Agustus 2025. Dari 36 bandara yang ditetapkan sebagai bandara internasional, 30 bandara di antaranya yang dikelola dan dioperasikan InJourney Airports ditetapkan sebagai bandara yang dapat melayani penerbangan komersial berjadwal rute internasional.
Sebagaimana mendukung pemenuhan syarat penetapan bandara internasional ini, InJourney berkomitmen untuk melengkapi persyaratan infrastruktur dan layanan dasar penerbangan.
Hal tersebut pun, katanya, sejalan dengan dukungan pemerintah atas adanya regulasi sistem layanan aplikasi All Indonesia yang diberlakukan diseluruh bandara penerbangan.
Baca juga: Pergerakan penumpang di Bandara Soetta capai 133 ribu libur Maulid
"All Indonesia saya kira ini adalah kemudahan-kemudahan yang diinisiasi dari pemerintah. Hari ini memang masih dalam taraf uji coba penerbangan Garuda Indonesia dan ini akan dikembangkan serta diberlakukan seluruh airline yang berada atau melayani di Indonesia," ungkapnya.
Pahlevi bilang, hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan uji coba dan penyempurnaan atas penerapan sistem All Indonesia agar bisa berjalan baik dalam melayani seluruh airline, lembaga layanan dan para penumpang penerbangan di Indonesia.
"Jadi kalau kita compare bandara-bandara lain, mereka masih memiliki aplikasi, tapi aplikasi dalam satu wadah Bea Cukai, Karantina maupun Kesehatan, ini adalah satu aplikasi yang sangat seamless dan mudah untuk di aplikasi dilakukan kepada penumpang yang datang," kata dia.
Baca juga: Kemenhub-Bandara Internasional Batam sinergi tata kelola jasa bandara
Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.