Ingin shalat taubat diterima Allah? Jangan lupakan 3 syarat utama ini

2 months ago 23

Jakarta (ANTARA) - Setiap manusia tak luput dari kesalahan dan dosa. Namun, Islam membuka pintu ampunan selebar-lebarnya bagi siapa saja yang benar-benar ingin kembali kepada Allah.

Salah satu bentuk ikhtiar spiritual untuk memohon ampun adalah dengan melaksanakan shalat taubat. Shalat taubat merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap umat Muslim yang merasa telah berbuat dosa, baik disengaja maupun tidak.

Shalat ini bukan sekadar ritual dua rakaat semata, tetapi merupakan simbol penyesalan dan tekad kuat untuk memperbaiki diri. Meski begitu, agar shalat taubat benar-benar menjadi sarana penghapus dosa, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi.

Tanpa memenuhi syarat tersebut, taubat bisa jadi tidak sempurna, dan ampunan Allah pun belum tentu didapat. Lantas, apa saja syarat-syarat agar shalat taubat diterima? Simak penjelasan berikut ini yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Syarat-syarat agar shalat taubat diterima Allah SWT

Dalam pandangan para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, terdapat tiga syarat utama agar taubat seorang hamba dianggap sah di hadapan Allah.

Ketiga syarat ini secara jelas diuraikan dalam kitab Risalatul Qusyairiyah, sebuah karya klasik yang banyak diajarkan di kalangan pesantren sebagai pedoman spiritual dalam proses bertaubat. Dalam kitab tersebut dijelaskan sebagai berikut:

شرط التوبة حتى تصح ثلاثة اشياء: الندم على ما عمل من المخالفات، و ترك الزلة في الحال، و العزم على ان لا يعود إلى مثل ما عمل من المعاصي. فهذه الاركان لا بد منها، حتى تصح توبته.

Artinya: “Syarat agar taubat menjadi sah ada tiga: menyesali perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama, meninggalkan dosa tersebut seketika itu juga, dan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya. Ketiga poin ini adalah fondasi yang wajib dipenuhi agar taubat seseorang dapat diterima.” (Imam Abu al-Qasim al-Qusyairy, al-Risalah al-Qusyairiyah, Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2011, hlm. 127)

Jika ketiga hal ini dipenuhi, maka Insya Allah taubat tersebut akan diterima oleh Allah. Meski begitu, karena manusia tidak luput dari kesalahan yang kadang tidak disadari, sangat dianjurkan untuk senantiasa memperbarui taubat setiap hari.

Hal ini menjadi bentuk kerendahan hati dan pengakuan bahwa hanya Allah-lah yang paling mengetahui dosa-dosa hamba-Nya, baik yang tampak maupun tersembunyi.

Ringkasan syarat taubat:

1. Menyesali dosa

Penyesalan merupakan bentuk kesadaran hati atas kesalahan yang telah dilakukan. Seorang hamba merasa sedih dan berharap seandainya ia tidak pernah melakukan perbuatan tersebut.

2. Berhenti dari perbuatan dosa

Ini berarti seseorang segera meninggalkan maksiat yang dilakukan dan tidak terus-menerus di dalamnya. Misalnya, jika ia sebelumnya meminum minuman keras, maka ia segera berhenti dan tidak menyentuhnya lagi.

3. Bertekad untuk tidak mengulanginya

Syarat ini menuntut adanya komitmen kuat untuk tidak kembali melakukan dosa yang sama. Niat dan tekad ini menjadi pengikat agar ke depan tidak jatuh ke dalam kesalahan serupa.

Selain memenuhi syarat-syarat tersebut, seorang Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan memperkuat kesadaran-nya melalui firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 135:

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللهُ

Artinya: “Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah?” (QS. Ali Imran: 135)

Taubat sesungguhnya dengan hati yang tulus, tidak mungkin terjadi tanpa adanya penyesalan mendalam atas dosa yang telah diperbuat. Jika seseorang tidak menunjukkan rasa penyesalan, hal itu justru menandakan bahwa ia masih merasa nyaman dengan maksiat tersebut, bahkan bisa menjadi pertanda bahwa ia akan terus melakukannya.

Sebagian ulama bahkan menyebutkan adanya syarat keempat dalam taubat, yaitu tidak mengulangi dosa yang telah ditinggalkan. Artinya, jika seseorang kembali melakukan kesalahan yang sama, maka taubat yang dilakukannya dianggap tidak sah. Meskipun begitu, mayoritas ulama tidak menjadikan poin ini sebagai syarat mutlak dalam proses taubat.

Baca juga: Bolehkah mengulang shalat taubat di hari yang sama? Ini hukumnya

Baca juga: Warga dan tim SAR shalat ghaib dan doa bersama untuk korban KMP Tunu

Baca juga: Waktu terbaik untuk tunaikan shalat taubat

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |