Jakarta (ANTARA) - Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tripoli, Dede Achmad Rifai mengatakan keikutsertaan Indonesia dalam Tripoli International Fair ke-51 yang berlangsung hingga 28 April merupakan langkah strategis memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Libya dan menampilkan produk unggulan RI.
"Sekaligus memperluas jangkauan produk Indonesia di Libya dan sekitarnya," kata Dede dalam siaran pers KBRI Tripoli di Jakarta, Jumat.
Melalui pameran tersebut, katanya, diharapkan masyarakat dan para pengunjung di Libya lebih mengenal dan menghargai keberagaman serta kualitas produk dan budaya Indonesia, sehingga ekspor Indonesia ke Libya dan wisatawan Libya ke Indonesia semakin meningkat.
Disebutkan bahwa bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, empat pengusaha perempuan Indonesia yakni Siti Muksodah, Mursupriyani, Ekawati Rahayu Ningsih dan Rubiyanti Paini menggapai peluang bisnis di Libya dengan berpartisipasi langsung pada Tripoli International Fair ke-51.
Mereka dan dua pengusaha pria lainnya merupakan pimpinan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) atau Gabungan Pengusaha Eksporter Indonesia (GPEI) Jawa Tengah.
KBRI Tripoli bersama Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan dan juga KADIN memfasilitasi dan mendukung sepenuhnya partisipasi keenam pengusaha tersebut.
Baca juga: KBRI Tripoli dan pengusaha Libya ke SIER buka peluang bisnis
Selain mereka, sembilan perusahaan Indonesia lainnya juga menampilkan berbagai produk halal dan berkualitas seperti makanan dan minuman kemasan, kopi, obat herbal alami, kertas dan alat tulis, produk kecantikan serta fesyen.
Melalui kerja sama dengan mitra perusahaan Libya, produk-produk Indonesia yang sudah memasuki pasar Libya, seperti perabotan dari rotan dan kayu, alas kaki, detergen dan lem serba guna turut dipamerkan pada acara tersebut.
Selain itu, banner pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia dan poster Masjid Istiqlal beserta lokasi pariwisata lainnya juga terpajang di paviliun Indonesia.
Saat pembukaan Tripoli International Fair pada 21 April, Perdana Menteri Libya Abdul Hamid Dbebah, Menteri Ekonomi dan Perdagangan Mohamad Alhawej serta pejabat dan pengusaha Libya mengunjungi pavilion Indonesia. Perusahaan lain dari 15 negara seperti Italia, Turki, Tunisia, Iran, Mesir, Aljazair, Korea Selatan, Jepang dan Tiongkok turut meramaikan Tripoli International Fair tahun ini.
Paviliun Indonesia menyuguhkan pertunjukan seni budaya, di antaranya tarian kreasi baru nasional dan alat musik hadrah, yang diharapkan dapat mempromosikan kekayaan seni budaya Indonesia kepada masyarakat Libya.
Banyaknya partisipan perusahaan asing pada Tripoli International Fair menunjukkan bahwa situasi dan kondisi di Libya semakin aman dan kondusif bagi kegiatan bisnis dan kerja sama ekonomi, seperti dikutip.
Baca juga: KBRI berpesan agar masyarakat Indonesia di Libya jaga persatuan
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025