Jakarta (ANTARA) - Delegasi Pakistan mengunjungi gudang KB di Bandung, Jawa Barat, serta beberapa fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk mempelajari tentang pelayanan kontrasepsi atau Keluarga Berencana (KB) di Indonesia, yang hingga saat ini menjadi percontohan di tingkat dunia.
"Kami memandang Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Asia, terutama keberhasilannya dalam pengelolaan penduduk. Oleh karena itu kami hadir di sini, untuk belajar," ujar Deputy Director General dari Kementerian Pelayanan Kesehatan Nasional, Regulasi, dan Koordinasi Pemerintah Pakistan, Soofia Yunus dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN sebagai wujud komitmen Indonesia dalam kerangka penguatan Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular (KSST).
Delegasi Pakistan juga mengapresiasi keberhasilan Indonesia mencapai angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) yang ideal di angka 2,1, di mana seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya melahirkan dua anak, melalui Program KB.
"Keberhasilan ini tak lepas dari perjalanan panjang lebih dari 50 tahun. Tanpa program KB, penduduk Indonesia hari ini bisa mencapai hampir 400 juta, kini jumlah populasi di Indonesia sebesar 285 juta," kata Sekretaris Kemendukbangga Budi Setiyono.
Baca juga: Kemendukbangga gelar kegiatan pelayanan KB di pasar tradisional
Pada kesempatan tersebut, Delegasi Pakistan berkunjung ke Puskesmas Ibrahim Adjie, Bandung; Gudang Alat Kontrasepsi di Jawa Barat; Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) di Cipadung Wetan; serta Praktik Bidan Mandiri Elin Suherlina.
Di Puskesmas Ibrahim Adjie, delegasi ditunjukkan berbagai program inovasi, mulai dari program untuk ibu hamil, kampung ASI, Zona Edukasi Bermain Ramah Anak (Zebra Ibra), dan Lansia Sehat dan Bugar (Lasegar).
Sedangkan di Praktik Mandiri Bidan Mandiri Elin Suherlina, delegasi bertukar pengalaman seputar fasilitas pelayanan Keluarga Berencana (KB) seperti pil, suntik, implan, IUD, kondom dan konseling KB. Selain itu, juga dijelaskan tentang adanya imunisasi sesuai jadwal, pemeriksaan kehamilan, cek kesehatan bayi, dan perawatan bagi ibu dan bayi, seperti spa bayi dan pijat ibu hamil.
Kemudian, di Kampung Keluarga Berkualitas (KB), delegasi melihat langsung beberapa kegiatan, seperti Rumah Dataku yang berfungsi sebagai pusat data dan menyediakan data permasalahan kependudukan di Kampung KB, Bina Keluarga Lansia, Bina Keluarga Balita, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Bina Keluarga Remaja, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), hingga Sertifikat Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (ELSIMIL).
Selain itu, mereka juga melihat beberapa program unggulan lain seperti Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, Kelompok KB Pria, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang KB dan Kesehatan Reproduksi, Konseling Pranikah, pendampingan dan pelayanan untuk keluarga berisiko stunting (KRS), hingga edukasi ASI Eksklusif.
Baca juga: Indonesia hadapi tantangan serius dalam pengendalian penduduk
Baca juga: Pakistan apresiasi integrasi layanan puskesmas-posyandu di Indonesia
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025