Indonesia paparkan hasil penerapan AI-RAM di forum internasional

3 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia memaparkan hasil penerapan metodologi penilaian kesiapan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology/AI-RAM) dalam acara 3rd UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence yang digelar di Bangkok, Thailand, pada Rabu (25/6).

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria yang mewakili Indonesia dalam sesi tingkat tinggi bertajuk “From Readiness Assessment to Enhanced Institutional, Technical and Human Capacities on AI”, turut berbagi pembelajaran dari pelaksanaan AI-RAM nasional yang telah rampung.

“AI-RAM membantu kami menilai secara komprehensif status AI kami di berbagai dimensi hukum, sosial, ilmiah, ekonomi, dan teknologi. Hasil utamanya adalah tercapainya pemahaman kolektif atas kebutuhan dan harapan yang beragam,” ujar Nezar Patria dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Indonesia bagi pengalaman RAM AI dengan negara lain di forum AI global

Nezar menyampaikan bahwa pemahaman kolektif tersebut dibangun melalui serangkaian lokakarya multipihak yang digelar di Jakarta, Aceh, Balikpapan, dan Makassar.

Ia juga menyoroti beberapa tantangan dalam proses ini, seperti keterbatasan waktu yang memengaruhi seleksi pakar dan keterwakilan data dari wilayah Indonesia yang beragam.

Lebih lanjut, Nezar menilai bahwa fokus AI-RAM yang dominan pada adopsi teknologi perlu dilengkapi dengan pendekatan strategis menuju kedaulatan digital.

Baca juga: Kemkomdigi siapkan studi ukur kesiapan masyarakat Indonesia adopsi AI

"Langkah paling signifikan ke depan adalah melengkapi ini dengan mengevaluasi kesiapan kita untuk kedaulatan teknologi digital, sebuah penilaian strategis yang lebih dalam dan penting untuk masa depan kita di lanskap digital global,” jelasnya.

Dalam sesi tersebut, Indonesia juga menekankan pentingnya pendidikan etika AI, pelibatan masyarakat sipil, serta kebijakan konkret untuk sektor strategis seperti kesehatan, pendidikan, dan reformasi birokrasi.

Indonesia turut mendorong kerja sama regional berbasis nilai serta pertukaran pengetahuan antarnegara Selatan-Selatan, termasuk integrasi penilaian dampak etika dalam setiap inisiatif AI multilateral.

Baca juga: Indonesia jadi yang pertama di ASEAN selesaikan penilaian kesiapan AI

Sesi ini dimoderatori oleh Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur Kantor Regional Multisektor UNESCO di Jakarta, dan dihadiri oleh pejabat tinggi dari Comoros, Malaysia, Malawi, Montenegro, Maldives, Somalia, Uganda, Kuba, Laos, dan Botswana.

Forum Etika AI UNESCO tahun ini memperkuat kolaborasi global untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak mengorbankan nilai-nilai hak asasi manusia, keadilan sosial, dan keberlanjutan.

"Indonesia berkomitmen untuk terus memainkan peran strategis dalam ekosistem AI global, khususnya bagi negara-negara global south," katanya.

Baca juga: Wamenkominfo apresiasi dukungan UNESCO pada tata kelola AI Indonesia

Baca juga: Wamenkominfo: Hasil RAM AI Indonesia diperoleh pada pertengahan 2024

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |