Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda membangun kolaborasi pengembangan hortikultura berbasis teknologi greenhouse untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan produksi buah serta sayuran di kedua negara.
"Dengan Belanda kita akan kerja sama hortikultura. Jadi kita kerja sama di bidang itu. Dan ini sangat bagus karena Belanda ahli bidang hortikultura," kata Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam jumpa pers seusai menerima kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen di Jakarta, Rabu.
Dia menyampaikan bahwa hal itu telah dimulai di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara dan Purwakarta di Jawa Barat melalui pembangunan seed center sebagai langkah awal akselerasi pengembangan hortikultura yang modern, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan nilai tambah hasil tani.
Mentan menyebut Belanda sebagai negara ahli hortikultura yang telah membuktikan efektivitas teknologi greenhouse, mampu meningkatkan hasil panen hingga 10 kali lipat dibandingkan metode pertanian konvensional di lahan terbuka.
Meski demikian, pemerintah menilai pentingnya pengkajian ulang terhadap harga komoditas hortikultura karena Indonesia memiliki keunggulan iklim tropis dan biaya produksi rendah di lahan terbuka yang sangat luas dan subur.
"Tapi saya katakan ini perlu kita kaji masalah harga, harga komoditasnya. Kenapa? negara kita kan sangat luas dan biayanya murah kalau kita di daerah yang terbuka, karena iklim kita sangat bagus," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan kolaborasi tidak hanya mencakup investasi fisik, namun juga transfer teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan kedua negara saling belajar serta mengembangkan potensi masing-masing secara seimbang dan saling menguntungkan.
Menurut Amran, Indonesia memiliki keunggulan komparatif berupa luas lahan, iklim tropis, serta tanah subur yang menjadikannya negara potensial dalam pengembangan pertanian modern berbasis teknologi maju seperti greenhouse.
Potensi pengembangan hortikultura berbasis greenhouse di Indonesia dinilai sangat menjanjikan karena dapat meningkatkan produktivitas sekaligus membuka peluang investasi serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok pertanian global.
"Kita sama-sama bagaimana saling menguntungkan. Ingat, Indonesia tanahnya luas dan kita punya keunggulan komparatif, iklim, tanah luas, tanah subur," kata Mentan.

Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen mengatakan Belanda sebagai negara agrikultur dengan teknologi tinggi, sangat ingin bekerja sama dengan Indonesia di bidang hortikultura, daging dan buah.
Dia mengatakan pada bulan Juni mendatang, Belanda akan mengirim misi ekonomi ke Indonesia yang dipimpin Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Pertanian Belanda bersama lebih dari 30 perusahaan hortikultura.
Misi tersebut bertujuan membangun kerja sama investasi di sektor pangan dan pertanian, termasuk berbagi teknologi rumah hijau yang dimiliki Belanda untuk mendukung pengembangan hortikultura Indonesia.
Dubes Belanda mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan Mentan Amran dan menyambut baik kerja sama tersebut, serta berharap lebih banyak investasi dapat masuk ke sektor pertanian Indonesia.
"Jadi, bersama Mentan Amran, kami berbincang tentang bagaimana kami bisa menjalankan dengan sukses besar, dan Mentan sangat terbuka untuk bekerja bersama Belanda," kata Marc.
Baca juga: BRIN optimalkan metode "smart greenhouse" untuk pertanian hortikultura
Baca juga: Mentan dorong pengelolaan komoditas hortikultura skala rumah tangga
Baca juga: Kementan kelola kawasan hortikultura terpadu seluas 10 ribu hektare
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025