India-AS lanjutkan negosiasi dagang di tengah tensi tarif 50 persen

1 day ago 5

Ankara (ANTARA) - India dan Amerika Serikat (AS), Selasa (16/9) melanjutkan pembicaraan dagang di tengah ketegangan terkait tarif 50 persen atas barang India yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump.

Trump sebelumnya memutuskan tarif tersebut antara lain karena India membeli minyak Rusia di tengah berlanjutnya perang di Ukraina.

Tayangan televisi memperlihatkan Asisten Perwakilan Dagang AS Brendan Lynch tiba di Kementerian Perdagangan dan Industri India di New Delhi untuk melakukan pertemuan dengan mitranya dari India, Rajesh Agarwal.

Lynch tiba di ibu kota New Delhi, Senin (15/9) malam untuk membahas kesepakatan dagang India-AS. Pembahasan itu menjadi pertemuan tatap muka pertama antara kedua negara sejak Presiden Trump memberlakukan kebijakan tarif tersebut pada Agustus lalu.

Ketegangan meningkat ketika AS yang awalnya mengenakan tarif 25 persen atas tarif impor India, kemudian berlipat ganda menjadi 50 persen sebagai tanggapan terhadap keputusan India tetap mengimpor minyak dari Rusia.

Menjelang pertemuan pada Selasa tersebut, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyebut India sebagai “maharaja tarif” namun kini “datang ke meja perundingan.”

“Perusahaan kilang India langsung bekerja sama dengan kilang Rusia setelah invasi. Mereka meraup keuntungan dari kami melalui perdagangan yang tidak adil dan banyak pekerja dirugikan. Mereka menggunakan uang itu untuk membeli minyak Rusia, sementara Rusia memanfaatkannya membeli senjata,” kata Navarro kepada CNBC International, Senin.

Trump pekan lalu menyatakan Washington dan New Delhi terus melanjutkan negosiasi untuk mengatasi hambatan dagang antara kedua negara.

Menanggapi pernyataan Trump, Perdana Menteri India Narendra Modi, yang menyebut India dan AS sebagai “sahabat dekat dan mitra alami,” mengatakan dirinya “yakin bahwa negosiasi dagang akan membuka jalan bagi terwujudnya potensi tanpa batas dari kemitraan India-AS.”

Sebelumnya, India menyebut pungutan tambahan dari AS sebagai “tidak adil, tidak berdasar, dan tidak masuk akal.”

Perdagangan barang dan jasa AS dengan India diperkirakan mencapai 212,3 miliar dolar AS (sekitar Rp3,48 kuadriliun) pada 2024, menurut data pemerintah AS.

Sumber: Anadolu

Baca juga: AS, India sepakat perkuat kerja sama pertahanan

Baca juga: Tarif 50 persen Trump berlaku bagi India, Modi serukan kemandirian

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |