IAI sepakat pemikiran Han Awal untuk konservasi bangunan tua di DKI

1 month ago 9

Jakarta (ANTARA) - Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) menyepakati karya-karya almarhum Han Awal selaku peneliti yang telah mengkonservasi bangunan-bangunan tua bersejarah di DKI Jakarta dapat digunakan sebagai pedoman tatkala harus melakukan pemugaran.

"Semasa hidup, Han Awal rajin mencatat bangunan-bangunan tua yang ada di Jakarta sehingga bisa dipakai sebagai pedoman bagi arsitek apabila harus dilakukan pemugaran," kata kurator karya arsitektur, Adelia Andani.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi daring yang diselenggarakan IAI bekerjasama dengan Majalah Asri dan Kenari Djaja di Jakarta, Jumat.

Sebagai contoh, menurut Adelia, Han Awal pernah diberi tugas untuk memasang mesin pendingin di Gereja Katedral. Tugas tersebut langsung ditindaklanjuti dengan pemasangan mesin pendingin tanpa merusak bangunan.

"Sampai sekarang Gereja Katedral terasa dingin tetapi tidak terlihat mesin pendingin tersebut diletakan," katanya.

Baca juga: UPK Kota Tua anggarkan Rp88 miliar beli bangunan cagar budaya

Han Awal dinilai berhasil menginstalasi mesin pendingin pada bangunan tua tanpa harus merusak seluruh bangunan. Padahal untuk memasang mesin pendingin di gereja yang atapnya tinggi membutuhkan perencanaan yang tidak bisa sembarangan.

Menurut dia, sebagai arsitektur yang mendalami peninggalan Belanda maka sangat paham bangunan-bangunan bersejarah seperti Gedung Bank Indonesia (BI) di Jakarta Kota, gedung Museum Arsip Nasional di Jalan Gajah Mada Jakarta, Gereja Imanuel di depan Stasiun Gambir, Gereja Katedral di Lapangan Banteng Jakarta dan beberapa bangunan tua peninggalan masa lalu.

Han bersama teman-temanya juga mendirikan Pusat Dokumentasi Arsitektur yang bisa dipakai arsitektur muda untuk mendalami bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Jakarta.

Han Awal yang juga perancang gedung Unika Atmajaya di Jalan Sudirman memiliki perhatian pada dunia pendidikan arsitektur, tercatat pernah menjadi dosen pacsasarjana Fakultas Teknik (FT) Arsitektur Universitas Indonesia, dosen pembina di FT Unika Soegijapranata Semarang dan FT Universitas Merdeka Malang.

Karena prestasinya di bidang konservasi arsitektur pada Museum Arsip Nasional, Han Awal mendapat anugerah "International Award of Exellence UNESCO Asia Pasific Heritage".

Baca juga: Jakarta minim venue pertunjukan berlatar heritage

Dia juga pernah terlibat dalam Tim pembangunan gedung Conefo yang sekarang menjadi komplek DPR/MPR RI.

Banyak yang bisa digali dari kerja profesinya, pengalaman sebagai pendidik dan kepeduliannya pada dunia profesi arsitek di Indonesia.

Peserta yang hadir dari berbagai profesi terkait seperti arsitek dan desainer interior, dunia akademis, pelaku pembangunan jasa konstruksi serta pencinta arsitektur bangunan tua dari seluruh Indonesia.

"Dengan mengenal tokoh seperti Han Awal diharapkan masyarakat bisa mengetahui prestasi putra terbaik bangsa Indonesia yang telah mendunia," kata Adelia.

Arsitek Sonny Sutanto yang juga hadir sebagai pembicara juga sepakat agar karya Han Awal ini dipakai sebagai pedoman untuk merenovasi bangunan-bangunan tua yang ada di Jakarta.

"Meski ada sentuhan modernisasi terhadap bangunan peninggalan sejarah tetapi tidak merusak. Bangunan tetap lestari dan indah," katanya.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |