Jakarta (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyerukan langkah strategis bersama pemerintah untuk memperjuangkan tarif preferensial bagi ekspor produk mebel dan kerajinan asal Indonesia menjelang diberlakukannya kebijakan tarif baru oleh Amerika Serikat (AS) pada 9 Juli 2025.
Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur di Jakarta, Senin menyatakan bahwa penetapan tarif yang lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Vietnam dan Malaysia akan membuka peluang strategis bagi Indonesia.
“Dengan dukungan kebijakan tarif yang tepat, Indonesia bisa menarik investasi global, menciptakan 5 juta hingga 6 juta lapangan kerja baru baik langsung maupun tidak langsung dan meningkatkan ekspor mebel, serta kerajinan menjadi 6 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan,” ujarnya.
Sebaliknya, apabila tarif ekspor Indonesia lebih tinggi dari negara pesaing, akan terjadi penurunan permintaan yang signifikan dari para pembeli (buyer).
Hal ini berisiko menyebabkan kehilangan momentum pertumbuhan dan berkurangnya peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi dunia.
Pihaknya mengapresiasi inisiatif Presiden RI Prabowo Subianto untuk melakukan deregulasi secara menyeluruh.
Momen ini harus dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai hambatan nyata yang dihadapi pelaku usaha, khususnya eksportir sektor mebel dan kerajinan.
Proses deregulasi juga sebaiknya mengacu pada praktik negara pesaing utama agar regulasi yang dihasilkan benar-benar kompetitif dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global.
Lebih lanjut, sebagai langkah nyata mendukung upaya pemerintah, HIMKI mengusulkan lima strategi utama, yaitu diplomasi tarif ekspor, diversifikasi pasar, reformasi ekosistem ekspor, insentif fiskal bagi eksportir, serta perlindungan pasar dalam negeri.
Strategi tersebut masing-masing bisa dilakukan melalui penegasan kembali bahwa Indonesia adalah mitra strategis jangka panjang bagi Amerika Serikat, dan siap menjalankan konsep trade balance yang adil dan berkelanjutan.
Selanjutnya mempercepat penyelesaian perjanjian strategis seperti IEU–CEPA dan membuka akses ke pasar BRICS dan Timur Tengah melalui misi dagang aktif.
Kemudian pembebasan PPN ekspor, restitusi dipercepat, dan pembiayaan dengan bunga rendah di bawah 6 persen, serta insentif pajak penghasilan bagi eksportir yang berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan perolehan devisa.
"HIMKI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri mebel dan kerajinan menuju pangsa pasar global. Dengan langkah bersama yang solid, Indonesia bisa menjadi pusat produksi dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ke level dua digit,” kata dia.
Baca juga: HIMKI: Mebel Jepara harus siap bersaing dengan mebel Tiongkok
Baca juga: HIMKI siap diversifikasi pasar ekspor, antisipasi tarif 25 persen AS
Baca juga: HIMKI perkirakan pasar ekspor industri mebel tumbuh 8 persen
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.