Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memberikan apresiasi kepada guru dan satuan pendidikan yang telah memberikan layanan pendidikan bermutu bagi anak-anak penyandang disabilitas pada peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan pentingnya menjadikan sekolah sebagai lingkungan sosial yang memungkinkan semua anak, bagaimanapun kondisinya mendapatkan ruang yang aman dan nyaman.
“Kita berusaha membangun budaya sekolah yang lebih humanis, manusiawi, dan memanusiakan semua insan pendidikan yang ada di dalamnya, termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus,” ujar Mendikdasmen Abdul Mu’ti di Jakarta pada Kamis.
Mendikdasmen mengatakan pentingnya meningkatkan kesadaran publik bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi dan bakat yang sama berharganya dengan anak-anak lainnya.
Baca juga: Angkie Yudistia: UU Disabilitas jangan berhenti di atas kertas
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen Tatang Muttaqin menyampaikan pendidikan inklusif merupakan ruh dan energi ekosistem pendidikan Bangsa Indonesia.
“Kesetaraan layanan bagi seluruh murid tanpa kecuali adalah nilai dasar yang harus kita perjuangkan bersama,” ucapnya.
Guru SLB Negeri 1 Padang Novri Wahyuni yang menjadi salah satu penerima Apresiasi Terima Kasih Guruku menyampaikan rasa syukurnya. Ia memandang penghargaan itu sebagai dukungan untuk anak-anaknya yang sangat luar biasa.
“Anak kita adalah anak istimewa. Jadi beri kesempatan bagi mereka, beri ruang untuk mereka, karena mereka juga bisa berkompetisi dengan rekan-rekan mereka yang lainnya,” kata Novri.
Baca juga: Hari Disabilitas, Kemensos beri modal teman difabel di dunia kreatif
Sementara itu guru SLB Negeri Pembina Yogyakarta Marlinda Alis Suyekti yang sekolahnya menerima Apresiasi Satuan Pendidikan Ramah Penyandang Disabilitas menuturkan layanan yang mereka berikan selalu dimulai dari asesmen kebutuhan murid.
“Kami dari guru maupun tendik (tenaga pendidik) memberikan layanan yang mudah diakses sesuai dengan kebutuhan setiap murid. Jadi, kami mengawali semua layanan dengan asesmen awal kebutuhan murid itu sendiri sehingga mereka mendapat layanan pendidikan yang sesuai kebutuhannya,” kata Marlinda.
Apresiasi itu menjadi wujud bahwa keberhasilan pendidikan inklusif tidak hanya terletak pada kebijakan, namun juga pada ketulusan dan dedikasi guru serta satuan pendidikan yang setiap hari mendampingi para murid.
Baca juga: Peringatan hari penyandang disabilitas jadi momentum setarakan HAM
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































