Haedar Nashir ajak maknai Ramadhan sebagai momentum perbaiki diri

2 hours ago 2
Puasa mengajarkan kita menahan diri, hidup hemat, dan tidak boros

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam di seluruh Indonesia untuk memaknai bulan suci Ramadhan sebagai momentum memperbaiki diri dan jiwa, pemikiran, serta tindakan.

"Setelah bertahun-tahun berpuasa, mari kita jadikan ibadah ini sebagai proses pencerahan jiwa, pikiran, dan orientasi tindakan. Kita harus menjadi insan yang lebih baik, memiliki jiwa yang tulus dan bersih dalam menghadapi berbagai persoalan," ujar Haedar dalam Konferensi Pers yang diikuti dari Jakarta, Rabu.

Haedar mengingatkan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, umat Islam harus menjadi teladan dalam menjaga persatuan dan kebersamaan, bukan sekadar hidup dalam kemajemukan tanpa makna.

Secara khusus, ia memberikan pesan kepada para elit bangsa, termasuk pemimpin di Muhammadiyah, agar menjadikan puasa sebagai ajang introspeksi.

Haedar mengajak para elit bangsa untuk lebih bijak dalam menggunakan kekuasaan dan menghindari hidup berlebihan.

Baca juga: PP Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadhan 1446 H pada 1 Maret 2025

"Puasa mengajarkan kita menahan diri, hidup hemat, dan tidak boros. Tidak sepatutnya mereka yang memiliki kuasa justru pamer kemewahan, apalagi jika itu tidak memberikan contoh yang baik bagi rakyat," kata dia.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa setelah Pemilu 2024, para pemimpin harus benar-benar menjaga amanah rakyat dengan nilai-nilai kerohanian yang tinggi.

"Jangan sampai kepemimpinan hanya digunakan untuk kepentingan diri dan kroni. Demokrasi sesuai dengan sila keempat Pancasila membutuhkan hikmah kebijaksanaan, sehingga para pemimpin harus memiliki ilmu dan kebijaksanaan agar dapat membimbing bangsa ini ke arah yang lebih baik," ujarnya.

Haedar mengutip pemikiran salah satu Bapak Bangsa, Mr. Soepomo, yang mengatakan bahwa membangun Indonesia bukan hanya membangun fisiknya, tetapi juga memberikan “nyawa” berupa ilmu dan hikmah bagi para pemimpinnya.

"Refleksi diri selama puasa harus menjadi jalan bagi para elit bangsa agar mampu membawa negeri ini menuju arah yang lebih baik, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa," kata dia.

Baca juga: Siswa di Bali ikut libur sekolah awal puasa meski mayoritas non Muslim

Baca juga: Puasa sunah Februari 2025: Ayyamul Bidh, Nisfu Syaban, dan Senin-Kamis

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |